Metode augmentasi merupakan perawatan regeneratif dalam memperbaiki kerusakan di tulang alveolar maupun jaringan periodontal (1,2,3). Pengembangan kolagen berasal dari hewan air mulai dikembangkan untuk menghindari transmittable disease (bovine spongiform encephalopathy) yang dicurigai berasal dari sapi (4,5). Kolagen tipe I adalah komponen organik utama pada sisik ikan dan diketahui tidak toksik terhadap sel serta memiliki viabilitas yang baik (6). Kolagen tipe I sebagai bagian organik dari mariks ekstraseluler (ECM) tulang mampu menginduksi migrasi, proliferasi dan diferensiasi sel dalam proses osteogenesis atau pembentukan tulang baru. Hal ini dapat dilihat dari ekspresi beberapa protein penanda akan adanya pembentukan tulang yang dapat terlihat secara in vivo maupun in vitro (7).
Hasil ekspresi OPG, RANKL, osteoblas dan osteoklas hari ke- 7 dan ke-14 pada masing-masing kelompok dapat terlihat pada Tabel 1 dan Gambar 1. Uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene menunjukkan hasil yang signifikan p > 0,05. Berdasarkan uji statistik Tukey HSD dengan Multiple Comparisons terdapat perbedaan bermakna ekspresi OPG, RANKL, osteoblas, osteoklas pada hari ke-7 antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, demikian pula pada hari ke-14. Penelitian ini dilakukan pada hewan coba tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan dengan melakukan pencabutan gigi insisivus rahang bawah untuk membuktikan pengaruh kolagen tipe 1 terhadap ekspresi OPG, RANKL, osteoblas, dan osteoklas paska pencabutan gigi tikus wistar.
Pada penelitian ini menggunakan kolagen dari sisik ikan yang diaplikasikan pada soket gigi tikus yang dievaluasi pada hari ke 7 dan 14 menunjukkan rerata ekspresi OPG pada hari ke 7 dan 14 lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan rerata ekspresi RANKL pada hari ke 7 dan 14. Peningkatan ekspresi OPG dan menurunnya ekspresi RANKL pada hari ke 7 dan ke 14 ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Naghsh et al. (2016), dimana kondisi ini sebagai suatu mekanisme yang berperan penting dalam proses remodeling tulang khususnya dalam hubungan antara unsur-unsur OPG, RANK, dan RANKL. OPG sebagai reseptor larut merupakan faktor nekrosis tumor superfamili reseptor α yang berinteraksi dengan sel-sel target dalam hal ini dengan mengikat RANKL dan memblokir interaksi RANK-RANKL sehingga menyebabkan terhambatnya proses osteoklastogenensis (8). Hal ini juga menunjang pernyataan dari Belibasakis & Bostanci (2012) dimana nilai OPG dan RANKL akan selalu berbanding terbalik, dengan kata lain saat ekspresi OPG tinggi, ekspresi RANKL akan mengalami penurunan (9). Kolagen yang berasal dari sisik ikan gurami (Osphronemus gouramy) terbukti dapat meningkatkan ekspresi OPG, serta menekan ekspresi RANKL dan osteoklas yang penting dalam proses osteoblastogenesis.
Penulis: Prof. Dr. Chiquita Prahasanti S, drg., Sp.Perio.
Link Jurnal: https://rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2022-15-6-46