Latar Belakang
Hilangnya gigi yang berkepanjangan dapat menyebabkan gigi tetangga dan atau gigi antagonis bermigrasi menuju daerah edentulous yang kemudian mempersulit proses rehabilitasi. Dari sudut pandang pasien, hal ini juga dapat mempengaruhi aspek fungsional dan estetika kehidupan mereka. Oleh karena itu, gigi yang hilang baik dalam jumlah kecil maupun besar harus diganti. Jembatan teleskopik didefinisikan sebagai mahkota buatan yang dibuat agar sesuai dengan coping. Ini terdiri dari koping dalam dan koping luar dimana koping luar disemen di atas koping dalam.
Tujuan
Untuk merehabilitasi gigi posterior yang hilang dengan gigi penyangga yang sangat miring hampir 45 derajat melalui pembuatan jembatan teleskopik.
Laporan Kasus
Seorang pasien laki-laki berusia 55 tahun datang ke klinik spesialis prostodontik RSGM Universitas Airlangga dengan keluhan utama penggantian satu gigi posterior yang hilang pada kedua sisi rahang bawah karena kesulitan mengunyah makanan dan kambuh lagi. terjepitnya makanan pada area gigi yang hilang. Pasien dilaporkan kehilangan gigi bawah sejak 5 tahun yang lalu. Perlakuan yang dipilih pada kasus ini adalah fabrikasi jembatan teleskopik. Perawatan ini dilakukan untuk memperbaiki jalur penyisipan prostesis sekaligus memberikan hasil estetika dan fungsional yang memuaskan.
Penulis: Prof. Dr. Utari Kresnoadi, drg., M.S., Sp.Pros.(K)
Baca juga: Efek Antibakteri Metabolit Gigi Sulung dengan Alfa-Mangostin