Budidaya udang vaname dengan padat tebar yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air sebagai media pemeliharaan udang. Sehingga udang rentan terhadap penyakit. Salah satunya disebabkan oleh ektoparasit. Ektoparasit yang sering dilaporkan menyerang udang vaname berasal dari genus Zoothamnium sp., Epistylis sp. dan Vorticella sp. yang dapat berdampak pada respon fisiologis udang vaname dalam hal respon stres. Stres merupakan bentuk respon terhadap makhluk hidup yang tidak mampu mengatur kondisi fisiologis normal akibat gangguan atau tekanan baik dari dalam tubuh maupun pengaruh dari luar tubuh.
Indikator udang mengalami stres dapat ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dimana udang vaname mengalami ketidakstabilan homeostatik dalam tubuh udang memanfaatkan energi dari proses glikolisis yang diatur oleh Crustacean hyperglycemic Hormone dalam hepatopankreas udang. Tingkat konsumsi oksigen meningkat akibat pemecahan glukosa menjadi Adenosin Trifosfat (ATP) pada respirasi aerobik selalu membutuhkan oksigen (O2) sebagai komponen gas dan unsur vital. Agar metabolisme tubuh meningkat yang menyebabkan tingkat konsumsi oksigen menjadi tinggi.
Tujuan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan tebar yang tinggi, waktu pemeliharaan dan interaksi antara kepadatan tebar yang tinggi dan waktu pemeliharaan terhadap respon stres dan tingkat konsumsi oksigen udang vaname yang terserang patogen Ciliata. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dimana terdiri dari faktor A dan B dimana jumlah udang vaname yang digunakan sebanyak 500 ekor udang. Pemeriksaan patogen Ciliata pada tubuh udang vaname menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 100-400x.
Data pengukuran kadar glukosa darah dan tingkat konsumsi oksigen udang vaname yang terinfestasi patogen Ciliata dianalisis menggunakan IBM SPSS di mana menggunakan uji statistik Factorial ANOVA (Univariate Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang berbeda. Jika terdapat perbedaan yang signifikan. Maka akan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test dengan tingkat 1% untuk mengetahui perlakuan yang paling berpengaruh.
Pemeriksaan Ektoparasit
Pemeriksaan ektoparasit pada udang vaname terserang patogen Ciliata dari genus Vorticella sp., Epistylis sp. dan Zoothamnium sp. yang menginfeksi kaki berjalan, kaki berenang, permukaan tubuh, ekor dan karapas udang vaname. Udang vaname yang terserang patogen Ciliata dipelihara pada padat tebar tinggi selama 8 hari dengan pengukuran setiap 2 hari menunjukkan bahwa bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan (p<0,01) antara kepadatan tebar yang tinggi dengan waktu pemeliharaan terhadap kadar glukosa darah udang vaname yang terserang patogen Ciliata yang ditunjukkan rata-rata kadar glukosa darah udang vaname yang terserang patogen Ciliata terus meningkat seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan. Kadar glukosa darah terendah ada pada perlakuan A1 (padat tebar 10 ekor udang/10L) dengan waktu pemeliharaan hari-0 (24,67 mg/dL). Hal ini disebabkan tidak adanya padat tebar yang tinggi dan tidak adanya persaingan dalam penggunaan ruang dan makanan. Sehingga kadar glukosa darah masih dalam kisaran normal.
Peningkatan tingkat konsumsi oksigen yang signifikan terjadi pada kepadatan stok 20 udang/10L (A3). Analisis menggunakan statistik ANOVA dan diuji lebih lanjut menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) menunjukkan bahwa padat tebar dan waktu pemeliharaan yang tinggi berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap tingkat konsumsi oksigen udang vaname yang terserang patogen Ciliata. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan (p<0,01) antara kepadatan tebar yang tinggi dan waktu pemeliharaan terhadap tingkat konsumsi oksigen udang vaname yang terinfestasi patogen Ciliata dimana tingkat konsumsi oksigen rata-rata meningkat seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan. Terjadi peningkatan tingkat konsumsi oksigen karena ketika udang mengalami perubahan homeostasis yang drastis dalam tubuhnya, menyebabkan respon imun menurun. Sehingga udang vaname membutuhkan oksigen yang berperan penting dalam pemecahan glukosa menjadi energi dalam proses glikolisis yang kemudian diubah dalam bentuk Adenosine Triphosphate (ATP) dalam respirasi aerobik.
Penulis: Dr. Gunanti Mahasri, Ir., M.Si.
Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga
Informasi lebih detail dari penelitian ini dapat ditemukan pada jurnal ilmiah pada Jurnal berikut ini:
M Marista1, G Mahasri2 , Kusnoto3, 2023. Stress response and oxygen consumption level of vaname shrimp (Litopenaeus vannamei) infested by Ciliata pathogens on culture system with high stocking densities. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 1273 (2023) 012012. IOP Publishing doi: 10.1088/1755-1315/1273/1/012012.
Baca juga: Penerapan Sistem Intensif pada Pemeliharaan Udang Vaname