UNAIR NEWS – Inovasi dan kreativitas sangat diperlukan untuk mendirikan usaha berbasis digital. Setiap orang bisa saja menjadi pelaku usaha rintisan digital dengan mengandalkan kemudahan teknologi. Namun tanpa inovasi dan kreativitas maka hasilnya tidak optimal. Hingga saat ini inovasi digital sangat penting dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia yang mana dapat memberikan manfaat ke arah yang lebih baik.
Pada Senin (13/02/2023) Direktorat Kemahasiswaan Universitas Airlangga mengadakan sosialisasi Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM). Tujuannya, membahas kompetisi inovasi digital tahun 2023 ini. Sosialisasi yang dilakukan secara daring melalui Zoom ini menghadirkan Dr Ir Soegianto Soelistiono MSi sebagai narasumber.
“Tentu tujuan dari LIDM ini adalah meningkatkan kreativitas mahasiswa di bidang digital. Mulai di tahun ini mahasiswa yang memenangkan LIDM berhak mendapatkan kehormatan menjadi mahasiswa berprestasi saat wisuda. Itulah tiap prestasi memberi kebaikan pada mahasiswa dan universitas saling bersinergi,” tutur Prof Dr M Hadi Subhan SH MH CN Direktur Kemahasiswaan dalam sambutannya membuka acara.
Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) sendiri adalah kegiatan atau kompetisi yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya komprehensif untuk meningkatkan soft skill, literasi teknologi dan prestasi pada Revolusi Industri 4.0. LIDM sendiri merupakan lomba yang bertujuan untuk membangun pengembangan keilmuan mahasiswa terutama pada bidang teknologi modern yang berbasis pada teknologi informasi.
Pada sosialisasi kali ini, Soegianto menyampaikan LIDM sesuatu yang merangsang kreativitas mahasiswa di bidang IT. Timeline terakhir pengumpulan karya di tanggal 22-26 Februari 2023. Lomba ini tidak ada kaitannya dengan mampu mengendalikan coding. Alat ukurnya sederhana. Apakah banyak orang yang mebutuhkan ide dari lomba tersebut? Jika memang ide tersebut memberikan potensi dan kontribusi, maka ada potensi memenangkan lomba LIDM.
Pada tahun ini LIDM terdapat empat divisi lomba di antaranya inovasi teknologi digital, video digital, poster digital dan microteaching digital. Semua divisi lomba harus dikaitkan dengan dunia pendidikan, prinsipnya bagaimana menyedehanakan metode pembelajaran menjadi lebih mudah.
Soegianto menyebut, ada beberapa hal yang bisa bisa ditekanan pada perbedaan pendidikan Barat dan Timur. Bagaimana tradisi pendidikan di dunia perkotaan misalnya. Munculkan penjelasan idenya agar bisa dimatangkan atau hanya sekadar diangan.
“Di depan dunia sekarang adalah IT. Siapa yang tidak dapat bersentuhan maka bisa terbilang dia seseorang yang buta huruf. Kita fokuskan lomba ini kalau pun ada yang ingin mengembagkan ke dunia startup, saya siap membimbing dan membina,” pungkas Soegianto. (*)
Penulis: Mutiara Rachmi Karenina
Editor: Binti Q. Masruroh