Universitas Airlangga Official Website

Sebuah Survei Cross-Sectional pada Peternak Unggas tentang Pemahaman Penyakit Avian Influenza

Foto oleh Realtree

Avian influenza (AI), umumnya dikenal sebagai ”flu burung”, adalah infeksi virus yang sangat menular tergolong dalam famili Orthomyxoviridae. Ini memiliki potensi untuk menginfeksi burung dan manusia. Strain virus ini dapat muncul dalam berbagai cara dalam hal tingkat keparahan, tergantung virulensinya. Kasus pertama AI H5N1 yang sangat patogen (HPAI Strain H5N1) pada manusia tercatat di Hong Kong pada tahun 1997 dan hidup pasar unggas dianggap berkontribusi terhadap wabah ini. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia pada 16 Maret 2017, 858 kasus terdokumentasi telah mengakibatkan 453 kematian di 16 negara sejak tahun 2003. Angka kematian manusia dari penyakit ini di negara berkembang tampaknya berubah dari waktu ke waktu.

HPAI Subtipe H5N1 telah mewabah pada unggas sejak tahun 2003 di Indonesia dan terus berlanjut menyebabkan kerugian sosial dan ekonomi yang signifikan bagi industri perunggasan. Produsen unggas dan industri menderita konsekuensi sosial dan ekonomi yang signifikan. Indonesia memiliki tingkat kematian manusia akibat HPAI H5N1 tertinggi di dunia. Sejak wabah pertama pada Agustus 2003–Mei 2015, 199 kasus AI (manusia) telah dikonfirmasi di Indonesia menggunakan pengujian laboratorium, dimana 165 di antaranya fatal. Kasus telah didokumentasikan di Bali, Sulawesi, Sumatera, Lombok, dan Pulau Jawa, dengan mayoritas berada tercatat di Pulau Jawa. Pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah untuk menghindari virus AI yang sangat patogen (HPAI), yang mengakibatkan penurunan wabah penyakit pada unggas sejak tahun 2012 dan penurunan yang signifikan pada infeksi H5N1 manusia sejak 2013. Beberapa faktor baik langsung maupun tidak langsung terkait dengan penyebaran virus HPAI di seluruh Indonesia. Faktor-faktor ini adalah penanganan yang tidak aman dan sistem serta aktivitas pertanian, termasuk pemeliharaan spesies unggas yang berbeda di lingkungan bebas di lokasi pedesaan atau perkotaan, menggunakan kendaraan yang terkontaminasi dan sangkar burung untuk mengangkut unggas hidup, dan kekurangannya atau tidak adanya praktik biosekuriti di pasar unggas hidup. Mengingat pengamatan ini, AI pengetahuan di antara pekerja peternakan unggas dan pemangku kepentingan industri unggas lainnya sangat penting untuk pencegahan dan pengendalian AI pada unggas dan manusia.

Studi sebelumnya yang dilakukan di Indonesia di antara peternak unggas skala kecil menunjukkan bahwa mereka yang lebih memahami gejala HPAI lebih mungkin untuk menerapkan praktik penanganan unggas dan produk unggas yang baik dan lebih memperhatikan risiko penularan penyakit. Lebih-lebih lagi, pekerja unggas perkotaan dan konsumen tampaknya lebih mengetahui tentang HPAI daripada rekan-rekan pedesaan mereka. Temuan ini adalah tidak mengherankan mengingat pekerja unggas dan pedagang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Faktanya, tidak ada fasilitas yang memadai untuk pekerja unggas untuk mencegah infeksi AI di negara-negara tertentu. Pekerja unggas dan pedagang tidak dilibatkan dalam program pengendalian dan surveilans penyakit, yang biasanya dilakukan oleh pemerintah. Demikian pula dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Indonesia mengungkapkan bahwa TV adalah sumber utama informasi AI di media massa. Kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang baik tentang penyakit tertentu atau infeksi sangat penting untuk pencegahannya dan untuk keberhasilan pengendalian wabah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan di kalangan peternak unggas Indonesia tentang AI dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang terkait pengetahuan, seperti sifat sosiodemografi dan penggunaan media. Temuan penelitian ini diharapkan dapat membantu pembuat kebijakan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran AI di kalangan unggas petani melalui inisiatif pendidikan  (seminar dan lokakarya).

Tujuan dari survei cross-sectional ini adalah untuk menentukan tingkat kesadaran dan identifikasi AI

faktor dan sumber informasi yang berhubungan dengan pengetahuan di kalangan peternak unggas di Indonesia. AI adalah penyakit zoonosis yang terutama menyerang burung dan mamalia lainnya, termasuk manusia. Penyakit ini masih endemik di Indonesia. Yang tersebar luas epidemi AI pada unggas peliharaan merupakan faktor risiko utama karena meningkatkan kemungkinan mutasi dan re-assortment genetik. Sebagian besar responden memiliki AI yang baik pengetahuan dalam hal infeksi, penularan, dan variabel risiko sesuai hasil.

Temuan kami mengungkapkan informasi penting tentang tingkat pengetahuan orang yang dikenal  berada pada risiko tinggi infeksi AI. Lebih dari 60% peserta penelitian mengatakan bahwa mereka pernah mendengar tentang AI, padahal mayoritas sudah mengetahui bahwa AI adalah infeksi menular

yang mempengaruhi semua burung. Ini adalah aspek penting dari kontrol AI karena dapat dipengaruhi terjadi di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.

Hasil penelitian ini konsisten mengatakan bahwa TV adalah utama sumber informasi terkait AI di Indonesia. Dalam investigasi saat ini, para karakteristik demografis tidak memengaruhi kesadaran AI, yang mungkin disebabkan oleh endemisitas AI di Indonesia. Sebaliknya, penelitian sebelumnya di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesadaran tentang AI. Menurut temuan survei ini, 42,0% responden memiliki tingkat tinggi pengetahuan, sedangkan 25,0% memiliki tingkat pemahaman  tentang penyakit AI pada unggas, sumber penularan virus, dan kategori risiko lainnya. Sebuah studi sebelumnya yang dilakukan di Indonesia melaporkan bahwa 40% peserta menyadari bahwa membuang unggas mati yang sakit mengurangi risiko penularan virus. Temuan kami dimaksudkan untuk membantu pembuat keputusan dalam meningkatkan kontrol AI dan strategi pencegahan di kalangan pekerja peternakan unggas melalui inisiatif pendidikan (workshop, seminar, dll), media massa, tenaga kesehatan, TV, dan radio sebagai yang sumber informasi utama.

Penulis korespondensi: Prof. Dr. Mustofa Helmi Effendi, drh., DTAPH

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

Rehman S, Shehzad A, Andriyani LD, Effendi MH, Abadeen ZU, Ilyas Khan M, Bilal M. 2023. A cross-sectional survey of avian influenza knowledge among poultry farmworkers in Indonesia. PeerJ 11:e14600 http://doi.org/10.7717/peerj.14600