Universitas Airlangga Official Website

Sejarah Perkembangan Psikologi Indonesia

Iwan W. Widayat MPsi Psikolog memaparkan materi kuliah umum kepada peserta. (Sumber: Pribadi)

UNAIR NEWSFakultas Psikologi Universitas Airlangga mengadakan kegiatan Kuliah Umum Akhir Semester di Aula Excellence with Morality, Fakultas Psikologi UNAIR pada Senin (22/5/2023). Kuliah umum itu mengambil topik terkait Sejarah Perkembangan Aliran Psikologi di Indonesia; Dari Era Kolonial hingga Milenium Baru. Pematerinya adalah Iwan W. Widayat MPsi Psikolog dosen di Fakultas Psikologi UNAIR.

Psikologi Era Hindia Belanda

Iwan menjelaskan bahwa perkembangan psikologi di Indonesia sudah mulai sejak era Hindia Belanda. Sekitar pertengahan abad ke-19, jargon the right man on the right place sudah banyak beredar di koran, salah satunya adalah koran De Locomotief yang terbit di Semarang.

“Artikel-artikel tentang psikologi sudah ditulis orang di media massa sejak permulaan abad ke-20, (seperti pada, Red) koran De Preanger-bode pada 21 Oktober 1909. Bahkan telah ada rubik psikologi di koran Bintang Timoer sejak tahun 1931,” tambah Iwan.

Selain itu, psikologi sebagai ilmu populer juga mulai berkembang pada awal abad ke-20. Pada masa tersebut, masyarakat memandang psikologi sebagai ilmu untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih efisien dan efektif.

Psikologi sebagai ilmu populer membuat berdirinya industri bantu-diri (self-help industry) melalui lembaga kursus. Dosen psikologi itu memberikan contoh lembaga kursus yang terkenal di Bandung pada tahun 1920-an, yaitu Dalmeijer’s Efficiency Instituut voor N.O. Indië oleh JC. Dalmeijer.

Selain sebagai ilmu populer, psikologi sebagai ilmu terapan juga berkembang pada masa Hindia Belanda. Salah satu bukti psikologi sebagai ilmu terapan adalah adanya mata kuliah psychologie di Rechtshoogerschool (Sekolah Tinggi Hukum) Batavia yang berdiri pada 28 Oktober 1924.

Ia menjelaskan bahwa perkembangan psikologi Indonesia memiliki hubungan dengan psikologi budaya (völkerpsychologie) di Eropa. Hal tersebut dapat dilihat melalui penelitian psikologi terkait kejiwaan masyarakat Hindia Belanda di Jawa pada tahun 1904. Emile Kraepelin sebagai psikolog Eropa yang melakukan penelitian tersebut berharap hasilnya dapat berkontribusi pada psikologi budaya.

Psikologi Era Pasca Kemerdekaan Indonesia

Setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, para pelajar banyak yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Beberapa pelajar tersebut adalah para eks Tentara Pelajar yang mendapatkan beasiswa studi lanjut. Beberapa lainnya adalah para pelajar yang memperoleh kesempatan belajar ke luar negeri sebagai hasil kerja sama antarnegara.

Iwan menyampaikan bahwa spirit dekolonisasi mulai terjadi pada tahun 1950-an hingga ini membuat adanya pendirian pendidikan profesi psikologi.

“Dalam zeitgeist (semangat jiwa zaman) dekolonisasi yang mengemuka inilah ide mengenai pendidikan profesi psikologi digagas oleh Prof dr Slamet Iman Santoso pada tahun 1952 dalam Dies Natalis Universitas Indonesia di Fakultas Teknik UI, Bandung (sekarang ITB),” lengkapnya.

Seorang psikolog itu juga menjelaskan bahwa psikologi mengalami perkembangan pada masa demokrasi terpimpin. Perkembangan tersebut meliputi pengembangan istilah lokal psikologi melalui pembentukan Komisi Istilah, penghilangan dominasi literatur Belanda dan perluasan literatur dari negara lain, serta penguatan aliran psikologi yang bersumber dari kearifan lokal.

Sebagai penutup materi, Iwan menyampaikan bahwa terdapat aliran psikologi yang berkembang pada periode pasca-kolonial hingga 1970-an dan sesudahnya. Beberapa aliran psikologi tersebut adalah psikoanalisa, psikologi fenomenologi, psikologi Islam/psikoterapi Islam, dan psikologi indigenous. (*)

Penulis: Muhammad Fachrizal Hamdani

Editor: Binti Q. Masruroh