Ciprofloksasin (CIP), adalah antibiotik yang sering digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri pada manusia. Namun, di beberapa kasus, ciprofloxacin juga dapat digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri pada hewan ternak. Penggunaan ciprofloxacin pada ternak biasanya terkait dengan upaya pencegahan dan pengobatan infeksi bakteri tertentu yang dapat memengaruhi kesehatan hewan ternak. Ini dapat mencakup penggunaan ciprofloxacin dalam pengobatan infeksi saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau infeksi lainnya yang dapat memengaruhi produksi hewan ternak. Penggunaan antibiotik, termasuk ciprofloxacin, dalam konteks peternakan telah menjadi perhatian serius terkait dengan dampaknya pada keamanan pangan dan resistensi antibiotik. Sebuah penelitian baru-baru ini telah mengungkapkan dampak negatif dari penggunaan CIP yang tidak terkendali, dengan peningkatan resistensi pada pasien dan potensi masalah kesehatan seperti gangguan ginjal, gangguan pencernaan, dan komplikasi hati. Sebagai respons terhadap kekhawatiran ini, peneliti telah memperkenalkan sensor elektrokimia inovatif yang menggunakan elektroda layer cetak (SPE) yang dimodifikasi dengan nanokomposit rGO-SnO2.
Melalui teknik voltametri gelombang persegi (SWV), sensor ini telah terbukti memiliki sensitivitas dan akurasi yang tak tertandingi dalam pemantauan konsentrasi CIP. Elektroda SPE/rGO-SnO2 menunjukkan kinerja unggul dengan menunjukkan hasil Analisa batas deteksi (LOD) yang rendah, hanya 2,03 μM dalam rentang konsentrasi 30–100 μM untuk CIP, sensitivitas yang tinggi (9.348 μA/μM) dalam deteksi CIP. Keberhasilan implementasi metode ini di dunia nyata terbukti dengan analisis air sungai dan susu, yang mencapai tingkat perolehan kembali sebesar 101,2%. Penelitian ini menyoroti bahwa elektroda SPE yang dimodifikasi dengan nanokomposit rGO-SnO2 muncul sebagai alat yang sangat menjanjikan dan efektif untuk pengukuran CIP yang presisi dan sensitif. Dengan metrik kinerja yang tak tertandingi, penemuan ini membuka pintu bagi pemantauan lingkungan dan kesehatan yang lebih canggih.
Hasil dari penelitian ini dapat dibaca lebih lanjut pada link berikut ini: https://doi.org/10.1016/j.sintl.2023.100276. (pkj)