Logam berat terutama berasal dari industri dan pertambangan yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan yang tinggi. Timbal adalah salah satu yang paling banyak digunakan dalam industri, seperti kilang dan manufaktur mesin. Batas atas dari timbal yang diberlakukan oleh oleh pemerintah Indonesia dalam air limbah adalah 0,3-1,0 mg/L. Oleh karena itu, mengurangi kadar timbal dalam air limbah menjadi sebuah kebutuhan yang krusial. Beberapa teknik, seperti pertukaran ion, filtrasi, ekstrasi dan adsorpsi telah digunakan untuk mengurangi kadar timbal dalam air. Proses adsorpsi menjadi pilihan yang popular karena efisiensi yang tinggi dan biaya operasional yang cukup terjangkau.
Dalam penelitian kali ini juga menggunakan cairan ionik. Cairan ionik ini telah banyak digunakan dalam proses pengobatan, pemisahan komponen, dan elektrolit baterai. Namun cairan ionik ini memiliki kekentalan yang cukup tinggi sehingga sulit untuk digunakan secara komersial. Oleh karena itu, cairan ionik ini dikombinasika dengan material penyokong dari silika sehingga bisa digunakan secara lebih mudah. Silika merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material penyokong di proses katalisis, adsorpsi, dan membran. Silika sebagai bahan alami memiliki banyak keuntungan seperti ketersediaan dan biaya rendah. Kemampuan dari silika juga dapat diatur dengan modifikasi kimiawi.
Silika yang difungsionalisasi dengan cairan ionik ini mampu bekerja secara efisien dalam menghilangkan timbal dari air. Silika termodifikasi ini memiliki efisiensi penyerapan timbal sebesar 94%. Bahan penyerap dari silika ini memiliki efisiensi yang sebanding dengan berbagai bahan penyerap lain untuk menghilangkan logam berat dari air. Terlebih lagi, silika ini dapat digunakan dalam proses adsorpsi berkelanjutan sehingga dapat diimplementasikan dalam sistem pengolahan air limbah ke depannya. Silika yang digunakan secara berkelanjutan ini dapat digunakan selama 15 jam. Silika yang telah digunakan dapat didaur ulang dengan menggunakan asam hidroklorida dan dapat digunakan kembali sebagai bahan penyerap logam berat.
Penulis: Dr. Eng. Moch. Lutfi Firmansyah, S.Si., M.Phil.
Link: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0263876221005268