Universitas Airlangga Official Website

SMA Semi Militer Sambangi UNAIR

SMA Negeri Taruna Nala
Antusias: Siswa SMA Negeri Taruna Nala saat berkunjung ke UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS ­– Sebanyak 92 siswa SMA Negeri Taruna Nala menyambangi Universitas Airlangga untuk kali pertama pada Selasa (7/11). SMA itu merupakan sekolah semi militer yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juni 2017. Tradisi militer, baris-berbaris, mengawali agenda kunjungan mereka ke Kampus Biru Kuning. Didampingi lima gurunya, para siswa sangat antusias mendengarkan paparan informasi seputar UNAIR.

”Kami datang, ingin bersilaturahmi dengan UNAIR agar siswa-siswi kami mendapat informasi tentang penerimaan maba di sini,” jelas Dra. Nanik Purniati., Msi., guru pendamping SMAN Taruna Nala, Malang.

Dia menjelaskan, SMAN Taruna Nala sebelumnya bernama SMAN 10 Malang. Meski SMA itu terlihat seperti sekolah militer, untuk pendidikan yang diterapkan, tidak seluruhnya berbasis militer.

”Ada dua kurikulum militer yang diajarkan. Yakni, kurikulum bela begara dan kemaritiman yang terbagi menjadi kelas reguler serta unggulan,” ucapnya.

Ivo Hajar selaku staf perwakilan Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) UNAIR memberikan paparan informasi seputar UNAIR seusai sambutan. Mulai profil hingga proses seleksi penerimaan mahasiswa baru. Sesi berikutnya dilanjutkan perwakilan Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) UNAIR.

Mewakili PPMB, Dr. Moh. Anam Al Arif, drh. MP. menyampaikan bahwa kuliah di UNAIR tidak mahal, jika yang dilihat hanya jurusan Kedokteran, itu wajar. Namun, untuk jalur SNMPTN dan SBMPTN, siswa bisa berkuliah dengan biaya yang minim bila memang dari keluarga yang tidak mampu.

Sebelum masuk sesi tanya jawab, Ivo mengajak para siswa meneriakan yel-yel UNAIR.  Sontak Aula Kahuripan Kampus C UNAIR terdengar gaduh.

”Apakah ada standar penilaian untuk indeks siswa? Misalnya, prestasi akademik?” ucap Galuh, salah seorang siswa, dalam sesi tanya jawab. ”Jika jumlah alumni yg pernah masuk turut diperhitungkan, bagaimana SMAN Taruna Nala yang terbilang baru?” imbuh Yuda, siswa lainnya.

Menurut Anam, siswa-siswi tidak perlu khawatir. Bukan berarti tidak bisa lolos jika belum ada alumni. Poin-poin penilaian indeks sekolah memang menjadi bahan pertimbangan. Jika memang ternyata pada jalur SNMPTN tidak lolos, para siswa bisa bersaing di jalur-jalur yang lain.

”Yang penting saat ini kalian bisa lulus dengan nilai yang maksimal. Jadi, kalian harus lebih giat belajar untuk mewujudkan mimpi kalian. Sebab, perubahan itu berada di tangan kalian sebagai generasi penerus,” tuturnya. (*)

Penulis: Hedy Dyah Sayhputri

Editor: Feri Fenoria