Universitas Airlangga Official Website

Solusi Kegagalan pada Perawatan Saluran Akar Gigi

Foto oleh dentalclinic.msk.ru

Sebagian besar kasus periodontitis apical persisten disebabkan oleh enterococcus faecalis. Bakteri ini sering ditemukan pada infeksi saluran akar karena memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi dan tumbuh pada lingkungan mikro dengan cara berkolonisasi membentuk biofilm. Biofilm sendiri merupakan kumpulan beberapa mikroba yang membentuk koloni, menempel pada permukaan lembab dan melekat pada permukaan dinding saluran akar, dan menyediakan ceruk untuk bakteri. Perawatan saluran akar digunakan untuk menghilangkan bakteri patogen, menghilangkan jaringan yang rusak, dan membantu penyembuhan luka periapial.

Kenyataannya bahan yang biasa digunakan untuk irigasi saluran akar konvensional memiliki kelemahan karena tahan terhadap baktei enterococci, sehingga membutuhkan bahan alami yang dapat dkembangkan sebagai bahan altenatif irigasi saluran akar gigi yang kurang toksik dan mudah didapat. Beberapa bahan alami yang dapat dimanfaatkan adalah ekstrak lidah buaya dan kitosan cangkang udang.

Lidah buaya menjadi semakin popular karena kandungan anin, polifenol, asam amino, antrakuinon, mineral, vitamin, dan asam salisilatnya yang tinggi. Selain sebagai antibakteri, lidah buaya memiliki khasiat lain. Sedangkan kitosan telah tebukti dapat menghambat, dan merusak sel mikroorganisme. Efektivitas ekstrak lidah buaya dan kitosan dalam menghambat sel mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk menentukan bahan mana yang dapat digunakan untuk perawatan saluran akar.

Hal inilah yang mendasari tim peneliti FKG Unair melakukan penelitian yang khususnya bertujuan untuk membandingkan antibiofilm ekstrak lidah buaya dan kitosan kulit udang dalam pembentukan E. faesalis menggunakan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay).

Kegagalan perawatan saluran akar gigi dapat terjadi karena penyebab yang berbeda seperti bakteri yang menetap, saluran akar yang tidak dibersihkan dan diobturasi dengan baik, penutupan koronal yang tidak tepat (kebocoran), maupun saluran akar yang tidak dirawat. Faktanya alasan utama kegagalan perawatan saluran akar karena adanya beberapa spesies bakteri di dalam sistem saluran akar seperti Enterococcus (E.) faecalis. Sedangkan hasil penelitian ini adalah menemukan bahwa ekstrak lidah buaya pada konsentrasi 12,5% lebih efektif menghambat pertumbuhan biofilm Enterococcus faecalis daripada kitosan kulit udang.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan tenaga kesehatan dan masyarakat terkait perawatan saluran akar. Dan diharapkan juga untuk penelitian selanjutnya dapat mengidentifikasi bahan alami lain untuk perawatan saluran akar yang lebih efektif.

Penulis: Prof. Dr. A. Retno Pudji Rahayu, drg., M.Kes. dan Tim

Referensi:

Nugrahani NA, Rahayu ARP. Solution for Root Canal Treatment Failure: Comparison of Antibiofilm between Aloe Vera Extracts and Chitosan Shrimp Shells of the Formation Biofilm Enterococcus Faecalis. J Med Chem Sci. 2022;5(3):393–399.

http://www.jmchemsci.com/article_142447.html