Universitas Airlangga Official Website

SRE UNAIR Kenalkan Inovasi Energi Terbarukan

Sesi tanya jawab peserta kegiatan dengan Ir Miftah Yama Fauzah ST MPhil IPM (kiri) dipandu oleh moderator Falah (kanan). (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Airlangga (UNAIR) mengadakan virtual industrial visit bertajuk “Empowering Future: Exploring Renewable Energy Innovations” pada Sabtu (19/8/2023). Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai sumber energi terbarukan.

Dalam kunjungan itu, hadir pendiri dan CEO PT Teknologika Ciptakan Masa Depan Ir Miftah Yama Fauzah ST MPhil IPM. Menyoroti isu lingkungan yang tengah menjadi perbincangan hangat, Miftah mendorong masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam mengatasi persoalan tersebut.

“Baru-baru ini pemerintah mulai concern dengan isu lingkungan, khususnya polusi udara. Nah, kita juga bisa mengambil sikap proaktif dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan sebagai alternatif,” tuturnya.

Salah dua teknologi yang bersumber dari energi terbarukan, yakni nikuba dan panel surya. Ia lalu membahas secara mendalam terkait inovasi itu.

Mengenal Nikuba

Miftah menjelaskan, nikuba adalah alat penghasil bahan bakar kendaraan dari air. Prinsip kerja inovasi buatan Aryanto Misel ini memisahkan hidrogen dengan oksigen pada air dalam proses elektrolisis. Lanjutnya, ide alternatif bahan bakar tersebut juga pernah ia jumpai saat menempuh studi di Australia.

“Jadi di sana (Australia, red) ada namanya pom bensin hidrogen khusus mobil listrik hidrogen. Mereka memanfaatkan air bersih dan listrik untuk menghasilkan gas hidrogen,” ujar penerima Australia Awards Scholarship itu.

Berdasarkan penuturan Miftah, proses kerja pom bensin hidrogen bermula dari tahap penjernihan air dengan reverse osmosis. Air yang sudah jernih, sambungnya, diolah menggunakan teknologi electrolyzer sehingga menghasilkan hidrogen cair. 

Hampir mirip dengan cara kerja pom bensin hidrogen, ia menyebut nikuba mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan melalui metode Alkaline Water Electrolysis (AWE). Dalam hal ini, katanya, energi listrik diperoleh dari aki yang memiliki kapasitas 0,18 kWh.

Menurut Miftah, di balik pemanfaatan nikuba pada kendaraan rupanya terdapat kelemahan. “Aki ini tidak efisien dibandingkan kita pakai baterainya untuk memutar dinamo. Dari yang kapasitasnya hanya 0,18 kWh bisa menjadi 34,7 kWh dengan jarak tempuh lebih jauh, yakni 6,25 km,” terang co-founder PT Usaha Rakyat untuk Negeri itu.

Panel Surya

Selanjutnya, Miftah juga menerangkan teknologi panel surya yang mengubah cahaya matahari menjadi listrik. Ada dua jenis panel surya, diantaranya panel surya dengan baterai (off grid) dan tanpa baterai (on grid).

Ia menyebut, manfaat utama panel surya dapat mengurangi penggunaan energi listrik. Kendati begitu, pemasangan panel surya membutuhkan modal yang besar sehingga hal ini kerap menjadi kendala.

Pada akhir, Miftah mengajak masyarakat agar mampu beradaptasi dengan inovasi energi terbarukan yang ramah lingkungan. Selain itu, sebagai engineer ia juga terus berupaya dalam mengembangkan teknologi inovatif.

Penulis; Sela Septi Dwi Arista

Editor: Nuri Hermawan