Universitas Airlangga Official Website

Standarisasi Simplisia dan Ekstrak Kunyit Jawa (Curcuma Xanthorrhiza) Budidaya untuk Pengembangan Sediaan Obat Herbal

Indonesia merupakan rumah bagi keragaman produk herbal obat yang mengesankan. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) menonjol sebagai sumber bahan baku utama untuk pengobatan tradisional karena telah menjadi landasan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai masalah kesehatan. Untuk mengamankan bahan baku terbaik dan terstandarisasi, standarisasi farmasi dilakukan dengan proses multifaset yang melibatkan parameter, prosedur, dan teknik pengukuran.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menstandardisasi simplisia dan ekstrak kunyit Jawa yang dibudidayakan. Penelitian ini melakukan beberapa uji parameter mulai dari uji kualitas yang terdiri dari susut pengeringan dan kadar abu total, kemudian analisis fitokimia kualitatif dan penentuan kurkumin (%kemurnian), serta, kontaminasi logam berat, dan kontaminasi mikroba. Pengujian standarisasi untuk simplisia kunyit Jawa memenuhi standar untuk susut pengeringan, kontaminasi logam berat, dan kontaminasi mikroba.

Sementara itu, ekstrak kunyit Jawa memenuhi standar untuk kadar abu total, kontaminasi logam berat, dan kontaminasi mikroba. Analisis kualitatif menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak mengandung flavonoid, alkaloid, fenol, dan terpenoid. Kandungan kurkumin sebesar 0,20% pada simplisia dan 0,35% pada ekstrak. Simplisia dan ekstrak temulawak yang dibudidayakan berpotensi berkhasiat sebagai obat herbal.

Kata kunci: Temulawak, simplisia, ekstrak, Standarisasi herbal

Penulis: Prof. Dr. Erwin Astha Triyono, dr.,Sp.PD.K-PTI.FINASIM

https://doi.org/10.48309/jmpcr.2025.461691.1296