Universitas Airlangga Official Website

Studi Kasus Kelompok Wanita Tani dalam Program Pekarangan Pangan Lestari di Indonesia

Studi Kasus Kelompok Wanita Tani dalam Program Pekarangan Pangan Lestari di Indonesia
Sumber: Sustainable Landscape

Program pemberdayaan perempuan telah dimulai dan diimplementasikan untuk Perempuan Indonesia sejak tahun 1978. Pemberdayaan perempuan telah membawa daerah di Indonesia untuk mencapai pembangunan kapasitas diri, tingkat ekonomi, kondisi kesehatan, dan standar hidup yang lebih tinggi. Namun demikian, masih terdapat sejumlah tantangan bagi perempuan untuk mendapatkan kepercayaan diri dan kemampuan berpikir kritis yang baik. Pendekatan pemberdayaan perempuan harus bisa meningkatkan kapasitas mereka dalam mengatur sumber daya, menetapkan agenda, dan membuat keputusan. Memberdayakan perempuan melalui pengembangan keterampilan kewirausahaan memiliki manfaat yang besar karena perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi rumah tangga mereka.

Upaya pemberdayaan perempuan sebagai agenda prioritas dalam pembangunan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi masyarakat. Salah satu isu penting yang dapat diatasi dengan baik oleh perempuan adalah stunting atau gangguan pertumbuhan anak akibat gizi buruk. Masalah ini merupakan ancaman bagi pembangunan nasional di Indonesia sehingga pemerintah pusat memiliki inisiatif untuk mengatasi stunting, salah satunya adalah dengan Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program inovatif ini dirancang untuk mencegah stunting dengan memberdayakan perempuan, yang juga berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Penelitian ini difokuskan pada implementasi inisiatif P2L di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Secara khusus, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana kapasitas program, terutama di tingkat organisasi yang memainkan peran penting dalam pelaksanaan P2L melalui keterlibatan perempuan dalam Kelompok Wanita Tani (KWT). Penelitian lapangan dilakukan di empat desa KWT di Kecamatan Kesamben, salah satu lokasi fokus penanganan stunting dan kerawanan pangan di Jombang.

Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen yang relevan, penelitian ini menemukan bahwa dalam pelaksanaan program P2L di Kabupaten Jombang, terutama di tingkat organisasi, telah terpenuhi dengan baik. Kapasitas program yang meliputi kapasitas politik, kapasitas analisis, dan kapasitas operasional telah mendorong komitmen para pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan dan sasaran program, terutama dalam hal pemberdayaan perempuan. Dalam hal ini, Kelompok Wanita Tani (KWT) juga telah berkontribusi dalam meningkatkan gizi, menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Jombang, dan mendukung pertumbuhan ekonomi bagi perempuan dan keluarga, dan dengan demikian mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Studi ini telah meneliti bagaimana kapasitas kebijakan di tingkat program mempengaruhi keberhasilan program pemberdayaan perempuan. Secara lebih spesifik, studi ini melihat bagaimana program ini mencegah masalah stunting di masyarakat, dan pada gilirannya berkontribusi pada pencapaian SDGs. Dengan melihat implementasi program P2L di Desa Watudakon, Desa Pojokrejo, Desa Carangrejo, dan Desa Jombatan, di Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, penelitian ini menemukan bahwa Program Kebun Pangan Lestari (P2L) telah berhasil diimplementasikan dengan baik di tingkat organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan peran aktif dan efektif dari para pemangku kepentingan utama program, terutama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (di tingkat nasional), Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Pemerintah Daerah Kabupaten Jombang, dan Kelompok Wanita Tani yang terlibat dalam program ini, yang semuanya memiliki komitmen dan kontribusi penuh terhadap keberhasilan pelaksanaan program.

Kapasitas program P2L di tingkat organisasi, yang diungkap melalui kapabilitas politik, menunjukkan bahwa setiap pemangku kepentingan telah bertanggung jawab dan berfungsi dengan baik untuk memastikan keberhasilan program P2L. Seperti yang ditunjukkan oleh adanya saluran komunikasi untuk koordinasi, pemantauan, dan evaluasi program P2L, komunikasi di antara para pelaksana telah berjalan dengan baik. Selain itu, Bupati Jombang telah memberikan bantuan untuk inisiatif P2L. Berdasarkan kemampuan analisis, program P2L di Kabupaten Jombang telah berjalan secara efisien dan sesuai dengan kondisi masyarakat, karena ketersediaan sumber daya manusia yang mumpuni. Dari sisi kemampuan operasional, program P2L telah berjalan dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari tekad Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk terus maju dan berkembang dalam mewujudkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Sistem manajemen kinerja juga mendorong optimalisasi program P2L. Kemampuan kebijakan yang solid di tingkat organisasi memberdayakan perempuan dan memungkinkan pengurus KWT dan anggotanya untuk mendorong pemenuhan pangan sehingga tidak ada keluarga atau masyarakat sekitar yang menderita gizi buruk atau stunting di Kabupaten Jombang. Dengan bergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT), para perempuan yang diberdayakan sebagai penerima manfaat P2L tidak hanya berkontribusi pada peningkatan gizi sehat dan penurunan stunting di Kabupaten Jombang, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi perempuan dan keluarganya serta pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Penulis: Sulikah Asmorowati

Link: https://vc.bridgew.edu/jiws/vol26/iss4/9

Baca juga: Inovatif Produksi Asam Amino dari Biomassa Pertanian