Universitas Airlangga Official Website

Studi Perbandingan Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Keamanan Pangan di Indonesia-Bangladesh

Foto oleh ダイヤモンド

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada setiap aspek kehidupan manusia di seluruh dunia termasuk aspek kesehatan manusia. Penyebaran Covid-19 yang tidak terkendali mengakibatkan jutaan kasus terkonfirmasi baik di Indonesia maupun Bangladesh. Dampak Covid-19 antara lain terganggunya mata pencaharian, terganggunya keamanan dan keamanan pangan, terbatasnya akses fasilitas kesehatan, dan juga melemahnya perlindungan sosial. Pasokan makanan yang aman dan berkelanjutan merupakan aspek penting dari kesehatan masyarakat, karena asupan makanan yang aman dan bergizi memicu sistem kekebalan untuk melawan penyakit. Di sisi lain, kesehatan pekerja yang terlibat dalam rantai pasokan makanan penting untuk produksi makanan yang aman untuk menjaga rantai pasokan makanan tetap aktif sampai ke konsumen. Banyak pihak yang terlibat dalam rantai pasokan makanan, misalnya pemasok bahan baku, pekerja pengolah makanan, distributor, grosir, pedagang eceran, dan berbagai otoritas di mana Covid-19 telah menggangu kinerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan penting tentang respon sistem keamanan pangan terhadap efek pandemi Covid-19.

Kuesioner dikembangkan untuk mengumpulkan informasi dari industri makanan di Indonesia dan Bangladesh. Kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang terkait dengan pendapat perusahaan makanan di dua negara. Bagian pertama dari kuesioner adalah tentang informasi perusahaan seperti negara asal, ukuran perusahaan, jenis usaha makanan, dan standar keamanan pangan yang berlaku. Bagian kuesioner berikut terdiri dari pertanyaan yang terkait dengan kesiapan keselamatan selama pandemi. Bagian ketiga dari kuesioner difokuskan pada prioritas dalam pencegahan efek pandemi di perusahaan makanan. Bagian terakhir dari kuesioner adalah mengidentifikasi sistem keamanan pangan yang paling terdampak akibat pandemi.

Hasil studi menunjukkan kebersihan, penggunaan masker dan sarung tangan adalah atribut yang paling signifikan untuk mencegah dan memerangi situasi pandemi dalam hal keamanan pangan. Pemeliharaan jarak efektif (jaga jarak) antara pekerja, dan pembatasan kunjungan ke suatu objek dianggap sebagai atribut yang kurang penting. Bagian ritel dari rantai pasokan makanan dianggap paling terpengaruh pandemi dibandingkan dengan bagian penyimpanan makanan yang paling sedikit terpengaruh. Studi ini menunjukkan status keamanan pangan dan respon sistem keamanan pangan di perusahaan makanan selama pandemi Covid-19 di dua negara di Asia. Ketegasan sikap pada bidang pangan adalah kekuatan untuk memerangi krisis untuk mempertahankan standar keamanan pangan secara global. Pemerintah, badan terkait, dan perusahaan makanan harus bekerja sama dan membangun tanggung jawab untuk memastikan praktik dan penerapan keamanan pangan.

Penulis: Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK.

Sumber: Prasetya, T. A. E., Mamun, A. A., Rosanti, E., Rahmania, A., Ahmad, M., Ma’rifah, S., Arifah, D. A., & Maruf, K. (2022). The effects of Covid-19 pandemic on food safety between Indonesia and Bangladesh: A comparative study. Heliyon, 8(10), Article e10843. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022.e10843