Suhu permukaan tanah (Land Surface Temperature/LST) di Pulau Papua merupakan indikator penting dalam memahami perubahan iklim global. LST dipengaruhi oleh radiasi matahari dan berbagai faktor lingkungan seperti awan dan aerosol di atmosfer. Sejak tahun 1880, secara global, LST telah meningkat sekitar 0,8°C per abad. Di Asia, suhu rata-rata telah meningkat 1,39°C dibandingkan dengan rata-rata tahun 1981–2010. Peningkatan LST di daerah kutub dan pegunungan tinggi, termasuk Papua dan Papua Nugini, berdampak pada pencairan es, kenaikan permukaan laut, dan ancaman terhadap banyak kota pesisir di seluruh dunia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pola dan variasi LST siang hari di Pulau Papua dari tahun 2000 hingga 2019 dengan memperluas studi sebelumnya. Temuan menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah mengalami peningkatan signifikan di banyak wilayah, terutama di bagian tengah utara dan tengah selatan pulau, serta di bagian selatan Papua Nugini. Meskipun tidak ada peningkatan signifikan dalam rata-rata LST di 45 subregion, penambahan jumlah subregion menjadi 90 dengan mengurangi jarak antar subregion menghasilkan peningkatan signifikan rata-rata LST sebesar +0,086°C per dekade.
Analisis lebih mendalam menunjukkan bahwa LST siang hari mengalami peningkatan di super-region B1, C1, dan C2, sementara terjadi penurunan di super-region A2 yang terletak di bagian tengah wilayah Indonesia. Variasi LST juga teridentifikasi pada tingkat subregion, menyoroti kompleksitas pengaruh geografis di Pulau Papua. Dalam penelitian ini, jarak antara titik pusat setiap wilayah ditentukan sebesar 105 piksel (95 km), yang membantu meminimalkan korelasi spasial, namun juga menekankan pentingnya mempertimbangkan jarak optimal antar subregion di pulau-pulau kecil yang memiliki karakteristik geografi yang unik.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pulau Papua mengalami peningkatan suhu permukaan tanah, dengan rata-rata kenaikan 0,086°C per dekade. Temuan ini memberikan wawasan yang berarti dalam memahami dampak perubahan iklim di kawasan tropis, serta pentingnya pengaturan jarak antar subregion dalam analisis LST. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk perencanaan adaptasi dan mitigasi yang lebih efektif terhadap perubahan iklim di wilayah yang sangat rentan ini.
Referensi: Munawar, M., McNeil, R., Prasetya, T. A. E., Jani, R., McNeil, D., & Pongsiri, N. (2024). Modelling Land Surface Temperature Variation in New Guinea Island from 2000 to 2019 Using a Cubic Spline Model. Advances in Meteorology, 2024. https://doi.org/10.1155/2024/5531961