Seminoma mediastinum primer adalah jenis tumor sel germinal yang jarang ditemukan, hanya sekitar 1-4 % kasus. Umumnya diderita oleh pria berusia 20-40 tahun, dan sebanyak 30% penderita bersifat asimptomatik. Sekitar 10 % kasus seminoma mediastinum primer disertai dengan komplikasi sindrom vena kava superior (VCSS), dan lebih jarang dengan kejadian trombus. CT scan dada suatu seminoma berupa massa homogen, tidak berkapsul, kadang berlobus, dapat menekan atau menginvasi jaringan sekitarnya. Pada seminoma murni, konsentrasi beta-HCG meningkat dan AFP normal. Pemeriksaan IHC PLAP dan CD117 positif pada seminoma mediastinum. Diagnosis VCSS didasarkan pada temuan klinis, berupa pembengkakan pada wajah / leher / ekstremitas atas, sesak napas, suara serak, distensi vena kolateral, dan peningkatan JVP. Pemeriksaan CT scan dada dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai VCSS. Massa intra kardiak umumnya bersifat jinak, dengan trombus yang paling sering ditemukan. Perawatan seminoma terdiri dari kemoterapi dan radioterapi. Seminoma mediastinum adalah tumor radiosensitif. Dalam beberapa tahun terakhir, peran kemoterapi (platinum base) telah dikembangkan dalam tatalaksana seminoma mediastinum. Kombinasi kemoterapi dan radioterapi dapat meningkatkan prognosis. Pengobatan VCSS tergantung pada penyebab dan derajat keparahannya.
Seorang laki-laki berusia 23 tahun dengan keluhan kronik sesak napas, batuk berdahak, dan nyeri dada. Pasien juga mengalami pembengkakan pada wajah, leher, ekstremitas, dan disertai peningkatan tekanan vena jugularis. Pada pemeriksaan fisik dada, didapatkan gerakan dinding dada asimetris (kanan tertinggal), adanya vena kolateral, fremitus menurun, redup pada perkusi, dan vesikuler menurun pada 1/3 medial hemitoraks kanan. Pada CT scan dada didapatkan adanya massa mediastinum anterior ukuran 7,1×9,9×11,1 cm yang menyebabkan penyempitan vena kava superior dan trombus atrium kiri. Hasil ekokardiografi menunjukkan adanya massa intra kardiak berupa trombus berukuran besar. Selama perawatan, pasien diposisikan semi-fowler, diberi injeksi furosemide, deksametason, dan warfarin. Pasien juga telah menjalani pemeriksaan core biopsi (hasil tumor ganas sel germinal), IHC (PLAP positif, CD117 positif), dan tumor marker (beta-HCG 30,65, AFP 4,5 ng/mL). Pasien dipersiapkan untuk bronkoskopi dan radioterapi, namun dalam beberapa hari terakhir perawatan, kondisi pasien memburuk dan akhirnya meninggal dunia.
Seminoma mediastinum primer dengan komplikasi VCSS dan trombus besar merupakan kasus yang jarang ditemukan. Prognosis seminoma mediastinum yang disertai dengan VCSS dan trombus jauh lebih rendah, dengan angka mortalitas yang tinggi.
Penulis: Vicky Reinold Christofel Rampengan, Arief Bakhtiar
Detail tulisan lengkap dapat dilihat:
Vicky Reinold Christofel Rampengan, Arief Bakhtiar, 2022. A case of primary mediastinal seminoma with superior vena cava syndrome and large intracardiac thrombus. International Journal of Surgery Case Reports, Volume 97, August 2022, 107478.
Link artikel : http://doi.org/10.1016/j.ijscr.2022.107478