Universitas Airlangga Official Website

Sudahkan Aplikasi ELSIMIL (Elektronik Siap Nikah & Hamil) dari BKKBN diketahui oleh Para Catin?

Salah satu upaya pemerintah dalam mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah dengan mempercepat penurunan angka stunting sesuai dengan Perintah Eksekutif Nomor 72 Tahun 2021. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, prevalensi stunting mengalami penurunan hingga 21,6% (Munira, 2023). Namun nilai tersebut masih di atas standar WHO dan berada di bawah 20%. Tujuan pemerintah adalah menurunkan prevalensi stunting  menjadi 14% pada tahun 2024. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan pengurangan sebesar 3,8% per tahun. Penurunan angka stunting hingga 21,6% merupakan hasil kerja dan kolaborasi  berbagai pemangku kepentingan (lintas sektoral).

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk sebagai Kepala Eksekutif. Salah satu upaya BKKBN dalam menurunkan angka stunting adalah dengan dikembangkannya aplikasi Elsimil (Persiapan Elektronik Pernikahan dan Kehamilan). Aplikasi tersebut diharapkan dapat mengidentifikasi calon calon pengantin yang berisiko melahirkan anak stunting. Selain calon pengantin, Elsimil juga menyasar remaja yang akan menjadi catin (calon pengantin).

Aplikasi Elsimil merupakan upaya intervensi pencegahan stunting dengan melakukan skrining kesehatan yang ditindaklanjuti dengan pendampingan kesiapan pernikahan dan kehamilan kepada calon pengantin. Rating review aplikasi Elsimil di Play Store / App Store tanggal 01 Februari 2023 yaitu 3,2 masih rendah dan banyak keluhan pengguna terkait kesulitan mendaftar, pengoperasian aplikasi, dan seringnya terjadi masalah sistem. Oleh karena itu, pada tahun 2024, dilakukan Upaya analisis penerimaan teknologi dengan metode Technology Acceptance Model (TAM) yang dilakukan terhadap 33 pasangan calon pengantin. Data riset yang diperoleh dianalisis dengan metode Partial Least Square (PLS). Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Data primer diperoleh dari kuesioner tertutup yang mengeksplorasi persepsi kemudahan, persepsi kegunaan, sikap pengguna, dan minat menggunakan aplikasi Elsimil.

Riset menunjukkan bahwa minat pengguna/responden untuk menggunakan aplikasi ELSIMIL dipengaruhi oleh sikap pengguna. Sedangkan sikap pengguna ditentukan oleh persepsi kegunaan dan persepsi kenyamanan. Selain itu persepsi kenyamanan dalam menggunakan Aplikasi memiliki pengaruh yang cukup besar  dalam membentuk persepsi kegunaan suatu aplikasi. Berdasarkan hasil tersebut, untuk meningkatkan minat penggunaan Aplikasi ELSIMIL, pihak penyedia Aplikasi harus memperhatikan persepsi kenyamanan pengguna. Kenyamanan ini dapat diperoleh dengan melakukan perbaikan pada beberapa fiture aplikasi yang masih sulit dipahami. Selain itu, diperlukan Upaya melakukan branding dan sosialisasi yang lebih massif terkait tata cara mudah untuk menggunakan Aplikasi ELSIMIL sehingga calon pengantin lebih tertarik dan merasa nyaman dan mudah untuk menggunakan Aplikasi ini.

Pihak penyedia Aplikasi Elsimil harus melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Terdapat dua hal utama yang menjadi fokus yaitu: PERBAIKAN dan PENINGKATAN BRANDING. Masukan dari para user aplikasi harus diperhatikan dan segera dilakukan Upaya perbaikan sehingga kendala bisa teratasi. Upaya peningkatan branding bisa dilakukan lintas sektor mulai dari KUA (Kantor Urusan Agama) dengan BKKBN. Salah satu caranya adalah mewajibkan para calon pengantin yang mendaftar ke KUA untuk membawa sertifikat lulus yang dikeluarkan oleh ELSIMIL BKKBN.

Penulis: Indah Lutfiya

Artikel lengkapnya dapat dilihat di:

https://rgsa.openaccesspublications.org/rgsa/article/view/5628