Universitas Airlangga Official Website

Tahun Tahun Bergairah Sineas Indonesia

Foto by IDN Times

Industri perfilman yang sempat kehilangan arah ketika pandemi. Para sineas indonesia yang sempat kebingungan dengan tutupnya bioskop selama masa pandemi covid 19. Namun kekhawatiran dari para sineas Indonesia terbayar lepas dengan kembali bersinarnya industri perfilman di Indonesia pasca pandemi. Dari data yang dikemukakan oleh Angga Dwimas Sasongko dalam sebuah interview mengungkapkan bahwa selama tahun 2022, ada 100 juta tiket bioskop yang terjual. Banyak film yang di produksi setelah pandemi juga meledak dan memecahkan beberapa rekor dalam industri film di Indonesia. Tercatat pada tahun 2022 dan 2023 ada 4 film Indonesia yang memecahkan rekor penonton terbanyak hingga masuk ke deretan 10 film indonesia dengan penonton terbanyak di sepanjang masa. KKN Desa Penari yang di rilis pada tahun 2022 menjadi pemecah rekor sebagai film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa. Film KKN Desa penari ditonton lebih dari 10 juta penonton menjadikannya film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa mengalahkan film lainnya yang sudah dirilis beberapa tahun sebelum pandemi. Bukan hanya itu, Pengabdi setan 2 communion yang dirilis di tahun yang sama juga mencatatkan rekor penonton sebagai film Indonesia dengan penonton terbanyak ke 3 sepanjang sejarah. Miracle in cell No.7 di tahun yang sama dan film Sewu Dino di tahun 2023 menempati peringkat 5 dan 7 sebagai film Indonesia dengan penonton terbanyak sepanjang masa. Indikator ini menjadi salah satu bukti bahwa gairah industri film di Indonesia kembali bangkit setelah vakum pandemi selama dua tahun.

Sebenarnya banyak sineas dan pecinta film sedikit waspada dengan situasi perekonomian negara pasca pandemi. Isu terkait akan adanya resesi cukup membuat para sineas berpikir ulang untuk melanjutkan projek yang akan mereka kerjakan. Situasi ekonomi masyarakat sangat berpengaruh dengan industri film. Selain ditakutkannya minimnya investasi yang masuk, sineas juga memikirkan efek dari turunnya daya beli masyarakat saat pandemi. Namun kekhawatiran itu tidak terbukti, justru banyak film yang meledak dan memecahkan rekor penonton. Efek dari pandemi membuat banyak juga layanan streaming memiliki banyak peminat. Setelah masa pandemi usai, penonton dan pecinta film jadi lebih memiliki banyak opsi untuk menonton film favorite mereka. Mereka bisa menonton langsung di bioskop dan mereka juga punya opsi untuk menonton di platform streaming yang sering mereka guanakan semasa lockdown pandemi covid 19. Dengan begini industri perfilman Indonesia mulai menemukan titik balik dari apa yang mereka rasakan di pandemi. Banyak rumah produksi membuat proyek besar untuk menghasilkan karya terbaik mereka. Pilihan platform penayangan yang bermacam macam membuat rumah produksi memiliki banyak opsi untuk menayangkan film mereka.

Tahun depan akan menjadi tahun yang menarik bagi industri perfilman tanah air. 2024 akan menjadi tahun politik dimana akan ada pemilihan umum dari mulai sektor eksekutif dan legislatif. Dalam beberapa tahun kebelakang film selalu dilirik sebagai media penyampai pesan yang sangat sangat efektif. Banyak sekali tokoh politik yang muncul sebagai tajuk utama sebuah film. Film yang diangkat bisa sebuah film biografi, kisah perjuangan, sampai beberapa fenomena besar di tanah air. Dengan tahun poilitik yang akan datang dalam waktu dekat, pasti akan ada banyak sekali film ataupun produk audio visual lainnya yang dijadikan senjata dalam persaingan kursi di pentas pemilu tahun 2024 ini. Mengapa demikian? Karena film sudah banyak sekali berperan aktif mengubah asumsi dan persepsi masyarakat. Film akan sangat mudah dipahami oleh para penontonnya, pesannya gampang dicerna, dan akan mudah membentuk opini publik. Dalam kasus lain bisa dijadikan contoh bahwa film bisa sangat berpengaruh dengan asumsi, persepsi, bahkan berujung dari tindakan yang dilakukan oleh masyarakat. Sebut saja film 5 cm yang memberikan gambaran indahnya hiking ke puncak gunung dan kemudian menjadi tren baru di anak muda untuk ikut serta hiking ke puncak gunung. Ada juga film filosofi kopi yang membuat tren baru di anak muda untuk lebih mengulik kopi dan menyebabkan fenomena ribuan coffee shop lahir di beberapa kota di Indonesia.

Para pemilik kepentingan menganggap ini menjadi peluang besar, mengingat Indonesia memiliki potensi pemilih anak muda yang sangat sangat besar. Mereka akan memanfaatkan sineas Indonesia untuk membuat karya yang mereka inginkan. Dampak positifnya ada banyak, para sineas Indonesia bisa memanfaatkan momen ini untuk membangun karya mereka. Dampak negatifnya? Pasti ada, meskipun bisa dihindari dengan beberapa upaya independen untuk terus bersikap bijak dalam berkarya.

Penulis: Nadwi Pahlevi Ahmad Ramadhani (Mahasiswa Sekolah Pascasarjana PSDM Universitas Airlangga)