Universitas Airlangga Official Website

Tanaman Eceng Gondok Mencegah Dampak Buruk Radang Gusi

Foto by detikFood

Radang gusi dapat timbul akibat penumpukan bakteri di sekitar leher gigi. Bakteri tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan penyangga gigi, yang terdiri 4 unsur, yaitu: gusi, tulang penyangga, serat yang menghubungkan akar gigi dengan tulang penyangga, serta sementum sebagai tempat melekatnya serat. Tanda awal kerusakan penyangga gigi adalah gusi mudah berdarah pada saat menggosok gigi. Selain itu ditemukan pula adanya bau mulut, serta gusi terlihat kemerahan yang merupakan tanda telah terjadi radang pada gusi.

Penyakit radang gusi seringkali terjadi tanpa disadari, karena penyakit ini timbul tanpa disertai rasa sakit. Pada saat menggosok gigi, seringkali seseorang tidak menyadari bahwa telah terjadi radang gusi. Hal ini dikarenakan pada tahap awal penyakit, darah yang keluar dari gusi saat menggosok gigi, tidak banyak, sehingga saat bercampur dengan air kumur, maka warna merah dari darah tidak terdeteksi. Umumnya seseorang menyadari bahwa gusinya mudah berdarah ketika kondisi penyakit sudah berada pada tahap lanjut. Pada tahap lanjut ini, perdarahan mudah sekali terjadi, kadang disertai pembesaran ukuran gusi di sekitar leher gigi.

Jika radang gusi tidak segera diatasi, maka kerusakan akibat bakteri ini akan terus berlanjut hingga dapat merusak tulang penyangga gigi. Bila tulang penyangga gigi mengalami kerusakan, maka gigi menjadi goyang, bahkan jika terjadi kerusakan yang parah pada tulang penyangga ini, maka gigi dapat terlepas dari tempatnya. Permasalahan menjadi semakin kompleks bila yang tanggal adalah gigi depan atas, karena gigi pada area ini sangat terkait dengan faktor estetik.

Selain permasalahan di rongga mulut, radang gusi dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh, ini terjadi jika radang gusi berlanjut hingga terjadi kerusakan pada tulang penyangga gigi. Bakteri yang menumpuk di sekitar leher gigi, akan menghasilkan toksin yang dapat masuk melalui sirkulasi dan menyebar ke seluruh tubuh. Selanjutnya, penyebaran toksin bakteri ini dapat menyebabkan gangguan pada organ, sehingga memicu keparahan penyakit sistemik, antara lain: diabetes melitus, penyakit jantung dan infeksi paru. Oleh karena itu, radang gusi tidak dapat diremehkan, dan harus dicegah sedini mungkin.

Salah satu solusinya dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok. Tanaman eceng gondok mempunyai kandungan kimia potensial yang berfungsi sebagai antibakteri, yaitu senyawa fenol, terpenoid, flavonoid, dan alkaloid. Kandungan kimia ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri bahkan membunuhnya. Sehingga ekstrak daun eceng gondok dapat menjaga kesehatan gusi, maupun rongga mulut serta kesehatan umum secara keseluruhan. Selain itu, tanaman eceng gondok merupakan tanaman gulma dengan jumlah yang berlimpah, sehingga mempermudah ketersediaan bahan baku yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan gigi.

Hasil penelitian potensi anti bakteri ekstrak daun eceng gondok terhadap bakteri plak yang diambil dari pasien gingivitis (radang gusi) menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dengan konsentrasi mulai 100% hingga 6,25% dapat menghambat 100% pertumbuhan bakteri plak (tidak ada bakteri plak yang dapat berkembang biak pada rentang konsentrasi tersebut). Pertumbuhan bakteri plak hanya terlihat pada konsentrasi ekstrak daun eceng gondok sebesar 3,125% dan 1,56%. Pertumbuhan bakteri plak pada kelompok yang diberi ekstrak daun eceng gondok dengan konsentrasi 3,125% lebih sedikit pertumbuhannya daripada kelompok yang diberi ekstrak dengan konsentrasi 1,56%. Artinya, konsentrasi 3,125% lebih efektif menghambat pertumbuhan bakteri plak daripada konsentrasi 1,56%. Namun demikian, angka pertumbuhan bakteri plak pada kedua konsentrasi tersebut masih berbeda signifikan dengan pertumbuhan bakteri plak pada kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi ekstrak daun eceng gondok). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun enceng gondok dapat menghambat bakteri plak dengan konsentrasi sampai 1,56%.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak daun enceng gondok memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri plak yang berasal dari pasien gingivitis. Maknanya bahwa ekstrak daun eceng gondok dapat dimanfaatkan sebagai obat yang dapat menghambat radang gusi. Daya anti bakteri ini ada pada ekstrak daun eceng gondok karena senyawa potensial yang terdapat pada kandungan ekstrak daun eceng gondok mampu mengganggu permeabilitas dinding sel bakteri yang dapat mengakibatkan keluarnya substansi intraseluler yang dibutuhkan untuk kehidupan bakteri. Sehingga bakteri mengalami kematian.

Hasil penelitian ini, dapat dijadikan dasar untuk pembuatan obat herbal guna mencegah maupun mengobati penyakit radang gusi yang disebabkan oleh bakteri plak. Jika penyakit radang gusi dapat dihambat oleh ekstrak daun enceng gondok, maka dampak buruk penyakit radang gusi yang bahkan dapat mengganggu fungsi organ, dapat dicegah. Dalam arti luas, ekstrak daun eceng gondok berperan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Informasi detil dari tulisan ini dapat dilihat pada penelitian kami:

Agung Krismariono, Ernie Maduratna Setiawatie, Rita Yuana Rachmawati, Yosua Adi Setiawan, Hafidzah Nareswari Padmarini, Nurul Annisa Apriliyanti.

Antibacterial Activity of Water Hyacinth (Eichhornia Crassipes) Leaf Extract Against Bacterial Plaque from Gingivitis Patients

Journal of International Dental and Medical Research. 2022. 15(3): 966-971

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2022/09/2-D21_1691_Agung_Krismariono_Indonesia.pdf