Universitas Airlangga Official Website

Tanggapan Dosen Pariwisata UNAIR soal Tarif Candi Borobudur Naik

Ilustrasi Candi Borobudur

UNAIR NEWS – Beberapa pekan lalu muncul perbincangan hangat soal pengumuman tarif tiket Candi Borobudur yang mengalami kenaikan. Tarifnya menjadi Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal dan 100 dolar  untuk wisatawan internasional. Perihal itu, Dosen Pariwisata UNAIR Novianto Edi Suharno SST PAR MS menyebut ada mis-persepsi soal kenaikan tersebut di masyarakat. 

“Pada dasarnya, yang naik itu tarif masuk Candi Borobudur. Maksudnya, naik ke Candi Borobudur-nya bukan masuk areal Candi Borobudur,” ujarnya.

Pelestarian Candi Borobudur

Menurut Anto, masyarakat perlu memahami beberapa sudut pandang soal kenaikan itu. Pertama, sisi Candi Borobudur sebagai sebuah peninggalan sejarah yang sudah sangat tua. Yaitu, sekitar 1500 tahun yang lalu. 

“Tentu mengalami banyak degradasi atau banyak penurunan kualitas sekitarnya. Misalkan, tanah atau kontur tanah dan juga kekuatan dari bangunan itu sendiri yang kualitasnya menurun,” sebutnya.

Terbukti, ketika peristiwa letusan gunung berapi terjadi, Candi Borobudur sempat ditutup sebagian karena ada perbaikan. Karena itu, masyarakat harus memahami Candi Borobudur perlu mendapatkan perawatan khusus. Misalnya, dengan meminimalkan adanya perilaku tidak bertanggung jawab di lingkungan situs. 

“Kita bisa bayangkan bagaimana pembangunan pada masa itu. Bagaimana cara menaikkan ratusan bahkan ribuan batu-batuan? untuk membentuk sebuah candi. Kemudian juga bagaimana sistem pengikat antarbatu-batuan tersebut sehingga tidak ada satupun batu yang roboh, sehingga pastinya ada penguncinya yang juga dari batu-batuan tersebut,” tuturnya

Dosen Pariwisata UNAIR Novianto Edi Suharno SST PAR MS. (Foto: Dok Pribadi)
Pelajaran Sejarah 

Dari sisi pendidikan, tentu banyak hal yang bisa diambil di Candi Borobudur. Artinya, akses ke candi juga sangat dibutuhkan saat melakukan kajian atau penelitian dari arkeolog atau mahasiswa arkeologi. 

“Candi Borobudur itu ada saluran air kecil-kecil di antara bebatuan yang tersusun. Selain itu, kalau dilihat dari udara bagaimana letak Candi Borobudur tersebut, yang benar-benar sesuai dengan arah mata angin,” ungkapnya. 

Tempat Ibadah

Dari sisi sosial dan budaya, Candi Borobudur merupakan tempat ibadah. Karena itu, turut menjadikan Candi Borobudur sebagai tempat wisata menjadi salah satu pertimbangan lain. 

Nah, itu tentu juga menjadi pertimbangan tersendiri. Jangan sampai pada kemudian hari ada semacam pemahaman masyarakat bahwa hanya agama tertentu yang bisa naik ke Candi Borobudur. 

Naik ke Area Candi 

Masyarakat perlu memahami bahwa kenaikan tiket tersebut hanya untuk naik area Candi Borobudur. Bukan tarif harga untuk masuk ke pelatarannya.

“Sehingga perlu dipahami masyarakat bahwa kenaikan harga tersebut sebagai upaya pelestarian budaya,” pesannya.

Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama 

Editor: Feri Fenoria