Rumah sakit telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi penularan COVID-19 sejak munculnya kasus pertama COVID-19. WHO menerbitkan instrumen penilaian yang dikenal sebagai daftar tilik kesiapan rumah sakit terhadap COVID-19 (the rapid hospital readiness checklist for COVID-19) untuk membantu rumah sakit mempersiapkan pandemi COVID-19. Beberapa negara, termasuk Indonesia telah menggunakan instrumen ini, dimana rumah sakit melakukan penilaian daftar tilik secara mandiri setiap 3 bulan sekali. Kesiapan dan ketahanan rumah sakit harus selalu dinilai setiap saat ketika bencana terjadi, dimana keputusan harus diambil dengan cepat dan efisien. Namun pada implementasinya, baik penilaian yang dilakukan rumah sakit maupun evaluasi dinas kesehatan masih dilakukan secara manual sehingga dapat mengakibatkan kehilangan atau kerusakan file sehingga menjadi tidak efisien. Pada penelitian tentang kesiapan rumah sakit yang dilakukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali–Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua selama tahun pertama pandemi COVID-19 ditemukan bahwa hanya 46% dinas kesehatan yang melakukan evaluasi rutin terhadap rencana operasional COVID-19. Kesiapan rumah sakit diperlukan tidak hanya dalam menghadapi pandemi COVID-19 tetapi juga dalam menghadapi bencana lainnya. Para pemangku kepentingan juga memerlukan penilaian kesiapan rumah sakit untuk membuat keputusan terkait dengan manajemen bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan rumah sakit di Indonesia dalam penerapan daftar kesiapan dalam mempersiapkan COVID-19 berdasarkan pedoman WHO Hospital Readiness Checklist for COVID-19.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang menitikberatkan pada pengalaman staf rumah sakit dalam pengimplementasian daftar tilik kesiapan rumah sakit. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemangku kepentingan yang terlibat dalam penilaian daftar tilik kesiapan, termasuk dinas kesehatan dan rumah sakit di Provinsi Jawa Timur dan Bali. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober dan November 2021 melalui focus group discussion (FGD). Proses diskusi dilaksanakan selama 120 menit dengan membahas pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan kesulitan yang dihadapi saat menyelesaikan daftar tilik kesiapan rumah sakit.
Hasil penelitian dikelompokkan menjadi 2 tema besar yaitu pengalaman dan tantangan dalam implementasi daftar tilik kesiapan rumah sakit. Peneliti menunjukkan bahwa rumah sakit telah berpengalaman dalam mengisi daftar tilik setiap tiga bulan sekali dan Dinas Kesehatan juga berpengalaman dalam pemantauan dan evaluasi daftar tilik yang telah diisi rumah sakit. Dengan menerapkan daftar tilik kesiapan, rumah sakit dapat menentukan tingkat kesiapan dalam menghadapi pandemi dan mengidentifikasi kelemahan rumah sakit sehingga dapat dilakukan perbaikan. Rumah sakit maupun dinas kesehatan mengalami beberapa hambatan dalam proses pengimplementasian daftar tilik kesiapan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa rumah sakit membutuhkan waktu lama karena harus mengisi daftar tilik secara manual, tidak adanya fitur untuk mengunggah bukti pendukung, sulitnya koordinasi dan komunikasi dalam sistem rumah sakit, tidak adanya panduan teknis dalam pengisian daftar tilik sehingga menyebabkan terjadinya berbagai persepsi ketika mengisi daftar tilik, buruknya umpan balik yang diberikan oleh dinas kesehatan, dan harus mengisi kembali data pada trimester sebelumnya karena data tidak tersimpan oleh sistem. Sedangkan hambatan yang dialami oleh dinas kesehatan dalam implementasi daftar tilik kesiapan meliputi diperlukan waktu yang lama untuk penilaian secara manual dan kunjungan lapangan pada saat verifikasi data. Hal ini menyebabkan umpan balik yang diberikan kepada rumah sakit menjadi kurang efektif dan efisien. Beberapa rekomendasi diberikan untuk meningkatkan efektivitas daftar tilik kesiapan. Adanya pedoman teknis, verifikasi data, dan sistem pelaporan secara terpusat di harapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengambilan keputusan.
Penulis: Inge Dhamanti, PhD
Artkel lengkap : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9239387/