Universitas Airlangga Official Website

Teknik Pendederan Ikan Gurame di Instalasi Perikanan Budidaya Pandaan

Ikan gurame merupakan salah satu ikan konsumsi air tawar yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan gurame termasuk ikan konsumsi yang unggul dalam kegiatan budidaya, namun ketersediaan benih ikan gurame tidak dapat memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi. Maka budidaya ikan gurame yang tepat dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar. Pertumbuhan ikan gurame cenderung lambat, hal ini dikarenakan ikan gurame mengalami perubahan kebiasaan makan pada setiap fase pertumbuhannya yaitu pada fase satu bulan setelah menetas bersifat karnivora, bersifat omnivora pada fase remaja dan herbivora pada fase dewasa. Benih merupakan salah satu faktor penting dalam terlaksananya kegiatan budidaya. Ketersediaan benih yang tidak kontinyu dan masih sangat terbatas terjadi karena benih ikan gurame yang banyak digunakan tersebut masih merupakan hasil dari pemijahan alami. Permintaan benih ikan gurame dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Oleh karena itu, diperlukan teknologi intensif dalam pemijahan ikan gurame yang dapat menunjang ketersediaan benih. Agar budidaya dapat berjalan dengan baik maka diperlukan ketersediaan benih yang tepat waktu, jumlah tepat, kualitas tinggi, dan harga terjangkau.

Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan pendederan II benih gurame yaitu kolam yang bagian dasar berupa tanah, dinding kolam dari beton dan memiliki luas 96m2. Persiapan kolam untuk kegiatan pemeliharan benih gurame tingkat pendederan II yaitu pengeringan, pengapuran dan persiapan air. Peneberan benih dilakukan dengan cara menyeser benih yang ada di hatchery dan dilakukan greeding sesuai ukuran. Benih yang ditebar pada kolam sebanyak 2558 ekor yang berasal dari 10 akuarium. Kepadatan tebar benih untuk pendederan II adalah 50 ekor/m2. Pakan yang diberikan pada pendederan II yaitu berupa kombinasi antara cacing sutra dan pellet. Pada empat hari setelah penebaran benih pakan yang diberikan adalah cacing sutra, tiga hari berikutnya kombinasi antara cacing sutra dan pellet. Setelah hari ke-7 pakan yang diberikan berupa pellet. Pellet yang digunakan yaitu berupa 781-1 yang digiling terlebih dahulu sehingga menjadi serbuk. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Sampling dilakukan seminggu sekali dari awal penebaran benih dengan total 10 ekor setiap sampling. Panjang dan berat merupakan parameter yang diukur pada petumbuhan benih. Pengukuran panjang tubuh menggunakan penggaris dan berat tubuh menggunakan timbangan analitik dengan tingkat ketelitian 0,01 gram. Berdasarkan hasil sampling dari awal penebaran sampai minggu ketiga telah terjadi peningkatan pada panjang benih ikan gurame yaitu sebesar 0,9 cm dan bobot sebesar 0,57 gr. Berdasarkan hasil pengukuran, kualitas air dianggap optimal untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan gurami. Suhu optimal untuk pemeliharaan benih ikan mas adalah sekitar 25-300 C dan pH 6,5-8,5.

Penulis: Lailatul Lutfiyah, S.Pi., M.Si

Catatan Informasi detail riset ini dapat dilihat pada tulisan di :

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1036/1/012015/pdf

Nursery tecnique of gouramy fish (osphronemus goramy) at instalasi perikanan budidaya, pasuruan, east java. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 1036 (2022) 012015

4th International Conference on Fisheries and Marine Science  Surabaya, 29 September 2021 Indonesia, , Lailatul Lutfiyah, Jamal Asfani.