Universitas Airlangga Official Website

Terapi Steroid yang Berhasil pada Anak dengan Dugaan Hepatitis Autoimun

Terapi Steroid yang Berhasil pada Anak dengan Dugaan Hepatitis Autoimun
Photo by mybaby.co.id

Autoimun Hepatitis (AIH) adalah peradangan hati yang kronis dan progresif yang tidak dapat dijelaskan etiloginya dengan pasti. Insiden AIH adalah sekitar 4,82 / per 100.000 orang di Korea. Namun, berdasarkan penelitian global, insidensi AIH meningkat dan harus ditangani dengan lebih serius. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan telah dilakukan untuk membantu diagnosis AIH, namun demikian menegakkan mendiagnosis AIH masih sulit dilakukan. Terapi steroid adalah pilihan untuk pasien dengan AIH namun tetap mempertimbangkan efek samping yang harus dimonitor dengan baik. 

Laporan kasus ini menjelaskan seorang anak perempuan berusia 6 tahun, 5 bulan datang ke RSUD Dr. Soetomo, Surabaya dengan ikterus selama 2 minggu. Pasien tidak dapat berjalan selama 1 bulan terakhir karena nyeri pada kedua kaki, mual dan muntah, anoreksia, nyeri perut sebelah kanan, dan perut membesar.  Pasien juga memiliki riwayat demam selama 1 bulan terakhir.  Parameter laboratorium menunjukkan kolestasis, tes fungsi hati abnormal, antara lain aspartate aminotransferase (AST) 1406 U/L, alanine aminotransferase (ALT) 1392 U/L, dan faktor pembekuan darah yang berkepanjangan, dan tes antibodi antinuklear (ANA) positif (79,10 AU/mL). Penanda hepatitis negatif. Biopsi hati dan pemeriksaan autoantibodi (LKM dan SMA) tidak dilakukan karena keterbatasan fasilitas. Hepatitis, kolesistitis, dan asites terlihat pada pemeriksaan USG abdomen. Asites dan kolesistitis terlihat pada CT scan abdomen. Terapi steroid diberikan dan terdapat perbaikan pada kondisi klinis dan hasil laboratorium setelah dua minggu masa pengobatan

Laporan kasus ini menggambarkan bahwa terapi steroid pada anak dengan AIH memberikan perbaikan yang baik. Selain itu, memberikan pencapaian tujuan pengobatan sesuai dengan pedoman yang ada. Penggunaan terapi steroid pada kasus yang dicurigai sebagai AIH, tanpa modalitas diagnostik lebih lanjut, mungkin bermanfaat dalam pencegahan kerusakan hati lebih lanjut, terutama dalam fasilitas kesehatan dengan sumber daya yang terbatas.

Penulis: Dr. Bagus Setyoboedi, dr.,Sp.A(K)

Link: https://ijpbms.com/index.php/ijpbms/article/view/566

Baca juga: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan terhadap Imunisasi Ganda pada Ibu Balita