Dermatitis atopi adalah peradangan kulit kronis berupa eksim berulang dan gatal. Penyakit ini dapat diperburuk oleh banyak faktor pencetus antara lain alergen, stress emosional, infeksi, dan cuaca. Suhu luar ruangan yang rendah, polusi atau asap rokok, dan makanan cepat saji juga diketahui menjadi faktor yang meningkatkan risiko dermatitis atopi. Tungau adalah salah satu alergen paling umum yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Tungau dapat menyebabkan perburukan pada beberapa penyakit termasuk dermatitis atopi, asma, dan rhinitis alergi. Spesies tungau yang sering ditemukan di Indonesia adalah Dermatophagoides farinae yang biasa ditemukan di sofa dan Dermatophagoides pteronyssinus yang biasa ditemukan di debu dan barang-barang seperti tempat tidur atau boneka. Menghindari paparan tungau debu rumah sangat direkomendasikan sebagai pencegahan dan pengobatan pasien dengan dermatitis atopi.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mengetahui alergen penyebab pada dermatitis atopi, yaitu uji cukit kulit (skin prick test/SPT) dan IgE spesifik (sIgE). Di banyak negara, SPT dianggap sebagai baku emas dalam mendiagnosis alergi. Walaupun begitu, kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Pemeriksaan dengan SPT dianggap lebih murah, cepat, dan sensitif, sedangkan sIgE lebih spesifik dan cenderung lebih mahal dan hasilnya tidak bisa langsung diamati. Pemeriksaan SPT juga tidak dapat dilakukan pada penderita penyakit kulit yang sedang kambuh, ibu hamil, bayi, balita, dan pasien yang sedang menjalani pengobatan tertentu seperti obat antihistamin dan beta blocker. Pemeriksaan sIgE menjadi pilihan utama jika didapatkan kondisi seperti yang disebutkan di atas.
Biaya yang digunakan untuk mengimpor ekstrak alergen pada pemeriksaan SPT cukup mahal. Selain itu, tidak semua jenis ekstrak alergen tersedia di Indonesia. Oleh karena itu, ekstrak alergen yang diproduksi dalam negeri mulai dikembangkan. RSUD Dr.Soetomo dan Universitas Airlangga Surabaya telah memproduksi ekstrak alergen lokal yang dapat digunakan untuk pemeriksaan SPT, salah satunya adalah alergen tungau debu rumah. Dalam sebuah studi pemeriksaan alergi tungau debu rumah pada pasien dermatitis atopi, didapatkan bahwa 57.77% pasien mendapatkan hasil positif dengan SPT lokal. Didapatkan pula korelasi antara hasil pemeriksaan sIgE dengan diameter kemerahan kulit pada pemeriksaan SPT lokal. Pada pemeriksaan sIgE, diketahui bahwa spesies tungau debu rumah yang paling banyak didapatkan hasil positif adalah spesies Tyrophagus putrescentiae. Spesies ini adalah salah satu tungau debu rumah yang biasa ditemukan di wilayah beriklim tropis dan subtropis. Tungau ini merupakan hama pada produk-produk dalam gudang penyimpanan, terutama bahan makanan yang tinggi protein dan lemak.
Relevansi klinis dari hasil pemeriksaan alergi pada pasien dermatitis atopi harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Hasil SPT yang positif tidak selalu menunjukkan alergi, namun hanya suatu respon sensitisasi dari tubuh. Para klinisi harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan SPT bersama dengan riwayat alergi pasien, hasil pemeriksaan fisik, dan tes alergi lainnya jika diindikasikan untuk menegakkan diagnosis alergi. Pada sebuah penelitian didapatkan sebanyak 68.89% pasien memiliki kesesuaian antara riwayat alergi tungau debu rumah dengan hasil pemeriksaan SPT dan sIgE. Hal ini menunjukkan pentingnya pencatatan riwayat penyakit pasien dalam penegakan diagnosis.
Penggunaan ekstrak alergen yang diproduksi secara lokal untuk pemeriksaan SPT memiliki korelasi yang baik terhadap pemeriksaan alergi lainnya, sehingga dapat direkomendasikan dalam membantu penegakan diagnosis alergi pada pasien dermatitis atopi. Dengan mengetahui secara pasti alergen yang dapat mencetuskan dermatitis atopi, hal ini dapat membantu pasien untuk menghindari alergen tersebut dalam kehidupan sehari-harinya sehingga dapat mencegah kekambuhan atau perburukan dari dermatitis atopi yang dideritanya.
Penulis : Prof.Dr.Cita Rosita Sigit Prakoeswa,dr.,Sp.KK(K)
Informasi lengkap dari artikel ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://cmuj.cmu.ac.th/cmu_journal/journal_de.php?id=943
Correlation between Skin Prick Test and Specific IgE of Local Mites Allergen in Atopic Dermatitis Patients: an Indonesian Study
Sylvia Anggraeni, Menul Ayu Umborowati, Damayanti, Anang Endaryanto, and Cita Rosita Sigit Prakoeswa