Pendahuluan
Penelitian tentang dampak lingkungan terhadap perdagangan bebas menjadi topik hangat untuk diteliti. Perdagangan bebas dan energi berdampak signifikan terhadap polusi lingkungan seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, particulatr matter, dan masih banyak emisi lainnya. Beberapa literatur membahas dampak perdagagan dengan lingkunga, yaitu skala, teknik, dan efek komposisi.
Pengaruh perdagangan dan penggunaan energi terhadap emisi dan degradasi lingkungan dapat dianalisis menggunakan environmental Kuznets curve (EKC) model. Hal ini karena model didasarkan pada hubungan antara PDB dengan pencemaran lingkungan. Pada model Kuznet tahap awal pembangunan negara, skala dan efek komposisi melebihi efek teknik. Ketika ekonomi tumbuh lebih jauh titik ambang dapat dicapai di mana efek teknik akan mendominasi dan ini mengarah pada penurunan emisi dan peningkatan kualitas lingkungan. Perdagangan diyakini sebagai pendorong dalam membentuk pola EKC. Negara-negara berkembang seperti Afrika, lebih fokus pada pertumbuhan pendapatan, investasi, dan lapangan kerja dengan sedikit fokus pada kualitas dan perlindungan lingkungan. Akibatnya dengan tingkat polusi yang tinggi menjadikan negara maju bermigrasi ke negara miskin dan berkembang untuk membangun industri dengan tujuan produksi suatu barang untuk diekspor ke negara maju.
Berdasarkan hipotesis ini kualitas lingkungan akan meningkat di negara maju ketika adanya perdagangan bebas dan merugikan negara miskin dan berkembang. Sebaliknya, factor abundance hypothesis menyatakan bahwa perdagangan memungkinkan negara untuk mengalihkan sumber daya mereka memiliki keunggulan komparatif. Berdasarkan hipotesis ini, negara-negara maju yang kaya akan persediaan modal akan mengkhususkan diri dalam ekspor dan produksi padat-polusi dan menjadi lebih kotor sedangkan negara-negara berkembang dengan kelimpahan tenaga kerja akan berspesialisasi dalam ekspor dan produksi padat-karya yang kurang berpolusi.
Metode dan Model Analisis
Untuk menyelidiki antara perdagangan dan energi terhadap lingkungan serta memverifikasi hipotesis surga polusi (PHH) dan efek kelimpahan faktor, kami memperluas Persamaan (1) untuk memasukkan persyaratan interaksi perdagangan dan PDB, rasio perdagangan dan tenaga kerja modal, perdagangan akhir dan intensitas energi.
Penelitian ini menggunkan data panel 47 negara Afrika selama 15 tahun dengan alat analisis GMM, yaitu dari Bank Dunia, Indikator Pembangunan Dunia (WDI), dan Proyek Polity IV di University of Maryland.
Hasil dan Analisis
Strategi empiris mengungkapkan bahwa efek skala yang diukur dengan PDB meningkatkan emisi dan degradasi lingkungan. Efek teknik menurunkan emisi CO2 dan meningkatkan kualitas lingkungan. Temuan penting ini mengkonfirmasi keberadaan hipotesis EKC. Temuan ini menolak keberadaan perhubungan N-shape antara PDB dan emisi CO2 sebagaimana dikonfirmasi oleh koefisien PDB. Variabel perdagangan meningkatkan emisi CO2 dan merusak lingkungan, tetapi terdapat bukti titik ambang batas pada tingkat keterbukaan perdagangan yang lebih tinggi. Hal ini menyiratkan bahwa pada tingkat keterbukaan perdagangan yang lebih tinggi, negara-negara dapat memiliki akses yang lebih baik ke teknologi ramah lingkungan yang menurunkan emisi CO2 dan meningkatkan kualitas lingkungan. Rasio modal-tenaga kerja yang mengukur efek komposisi meningkatkan emisi CO2. Intensitas energi lebih menginduksi emisi CO2 berdasarkan signifikansi statistik dan besaran parameternya. Temuan empiris lebih lanjut menegaskan tentang pendapatan dan faktor surga polusi lebih banyak di negara-negara Afrika. Hal ini menyiratkan bahwa dengan keterbukaan perdagangan barang, Afrika telah memperoleh keunggulan komparatif dalam ekspor dan produksi yang ramah akan polusi. Kemudian penelitian ini juga menyiratkan bahwa, keterbukaan perdagangan digunakan oleh negara-negara maju untuk mengalihkan polusi mereka ke negara-negara Afrika. Efek tidak langsung dari perdagangan melalui penggunaan energi berdampak pada peningkatan emisi CO2 dan kerusakan lingkungan.
Penulis: Kabiru Hannafi Ibrahim, Dyah Wulan Sari, Rossanto Dwi Handoyo