Universitas Airlangga Official Website

Tidak Semua Calon Pengantin Puas dengan Layanan Skrining Pranikah

Foto by IDN Times

Skrining pranikah merupakan proses yang harus dilakukan bagi para pasangan yang akan menikah. Pelaksanaan  skrining  pranikah  di  Kota  Surabaya  telah  dilaksanakan,  hal  ini disebutkan dalam Surat Edaran Wali Kota Surabaya No. 094/3151/436.7.2/2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang menginstruksikan calon pengantin untuk mendapatkan  pemeriksaan  kesehatan  calon  pengantin  termasuk  pemeriksaan  fisik  dan laboratorium juga penyuluhan kesehatan reproduksi calon pengantin. Skrining pranikah yang  dilaksanakan  oleh  puskesmas  menimbulkan  berbagai  respon  seperti  kepuasan klien   terhadap   jasa   layanan   yang   diberikan   oleh   petugas   puskesmas.  

Didapatkan   nilai   puas   dari  19   (%=38,0%)   responden   laki-laki   dan   33 (%=50,8%) responden perempuan dan sangat puas dari 25 (%=50%) responden laki-laki dan   31   (%=47,7%)   responden   perempuan   tertinggi   pada   dimensi   dapat dipercayanya   dan ketanggapan  petugas.  Sedangkan  ketidakpuasan  tertinggi  didapatkan  pada  dimensi  empati petugas yang diperoleh dari 1 (%=2,0%) responden laki-laki menilai tidak puas, dan nilai kurang puas  diperoleh  dari  3  (%=6,0%)  responden  laki-laki  serta  10  (%=15,4%)  responden perempuan. Kepiawaian  konselor  saat  membagikan  masukan  dirasa kurang mahir, tidak menguasai materi dan materi diulang-ulang. Diperoleh 41,4% catin dengan  penerimaan  materi  kurang  baik.  Penerimaan  materi  yang  kurang  baik  ini disebabkan   karena   cara   pembagian   materi   serta   media   yang   dipakai   saat   komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Belum terpenuhinya harapan tersebut menunjukkan   bahwa   kepuasan   dalam   pelayanan   skrining   pranikah   masih   belum tercapai. Ketidakpuasan  pada  layanan  jasa  berpotensi  menciptakan  beberapa  respon,  salah satunya  adalah  komunikasi  dari  mulut  ke  mulut  atau word  of  mouth.

Tidak  hanya  menghasilkan  dampak  positif, word  of  mouth juga berpotensi  memberikan  dampak  negatif  yang  biasa  disebut  dengan word  of  mouth negatif. Efek negatif dari word of mouth dapat menyebabkan catin lain merasa tidak mendapatkan manfaat dari layanan tersebut karena kepercayaan yang telah terpengaruhi. Maka,   hal   ini   berpotensi menyebabkan  catin  lain  tidak  peduli terhadap  hasil  pemeriksaan  dan  advis  dari  staf puskesmas.  Padahal   jika  pelaksanaan  skrining pranikah  efektif  dan  ada  dukungan  pemerintah  akan  mempermudah  menurunkan  angka kematian Ibu dan angka kematian bayi.

Calon pengantin perempuan maupun laki-laki mempunyai tingkat kepuasan yang sama terhadap pelayanan skrining pranikah. Sementara  itu  didapatkan  pula  responden  yang  menilai  tidak  puas  serta  kurang puas  pada  pelayanan  skrining  pranikah  oleh  puskesmas.  Ketidakpuasanyang  pertama diawali oleh responden yang menilai tidak puas pada semua dimensi dikarenakan pelaksanaan pelayanan yang  didapatkan  tidak  memuaskan  dirinya  sehingga  responden   memberi saran secara spesifik kepada petugas agar lebih komunikatif. Ketidakpuasan  selanjutnya  adalah  pada  dimensi reliability dan responsibility.Terdapat 5 responden laki-laki serta 1 responden  perempuan  menilai  kurang  puas  dengan  pelayanan skrining  pranikah  oleh  puskesmas  dikarenakan  minimnya  penjelasan  dari  para  tenaga  kesehatan  mengenai pelaksanaan dan hasil dari skrining pranikah, serta petugas tidak menjelaskan jika tidak bertanya   sehingga   saran   dari   para   responden   tersebut   adalah   didominasi   dengan menyarankan para tenaga kesehatan medis untuk lebih informatif tidak hanya formalitas memberikan legal dokumen untuk syarat nikah.Pada dimensi Assurance terdapat 4 responden laki-laki serta  6 responden  perempuan  menilai  kurang  puas  terhadap  pelayanan  skrining  pranikah, karena petugas kurang sopan sehingga mayoritas responden  menyarankan  para  tenaga  kesehatan  untuk  lebih  memperhatikan  pelayanan yang diberikan.Sementara peneliti telah menganalisis pertanyaan terbuka pada kuesioner terbuka untuk ketidakpuasan pada dimensi empathy, didapatkan penilaian kurang puas tersebut didasari  oleh  tenaga  kesehatan  yang  tidak  perhatian  dengan  para  klien  sehingga  saran yang  diberikan  pada  para  tenaga  kesehatan  oleh  responden adalah agar  petugas  lebih  perhatian  pada  catin  tentang  skrining  pranikah  supaya  catin  dapat lebih paham mengenai ilmu pranikah tersebut.Pada  dimensi tangibles didapatkan  responden  yang menilai  kurang  puas  dengan pelayanan skrining pranikah yang didapatkan. Salah satu responden menyatakan pihak puskesmas perlu menunjang lagi media dan fasilitas untuk kegiatan konseling  dan  memberi  saran  agar  tenaga  kesehatan  dapat  menyampaikan  materi dengan cara yang lebih menarik.

Ketidakpuasan   dikemukakan oleh responden dengan latar belakang pendidikan perguruan   tinggi. Hal ini disebabkan karena demand yang  tinggi  cenderung  diperoleh  dari  mereka  yang memiliki  tingkat  pendidikan  yang  lebih  tinggi  daripada  mereka  yang  berpendidikan rendah. Responden yang tidak  puas  serta  kurang  puas  terhadap  pelayanan  skrining pranikah   didominasi   oleh   responden   dengan pekerjaan   sebagai   karyawan   swasta. Peneliti  menemukan  bahwa  para  responden  harus  merelakan  cutinya  demi  mengikuti skrining  pranikah  sebagai  salah  satu  syarat  untuk  mendapatkan  sertifikat  sehat  yang merupakan syarat mengajukan pernikahan. Dalam hal ini, skrining pranikah masih dianggap sekedar  formalitas  kertas  saja  tanpa  perlu penjelasan atau  konseling pranikah. Pasangan yang akan menikah mempunyai beragam aktivitas atau pekerjaan bahkan tugas dinas di luar   wilayah   Kota   Surabaya   sehingga   untuk   mengikuti   pemeriksaan   maupun penyuluhan  kesehatan  reproduksi  perlu  merelakan  beberapa  agenda  kegiatan  calon pengantin  tersebut.  Hal  ini  dikarenakan  akan  berdampak  pada  pendaftaran  nikah  di KUA  tidak  dapat  diproses  lantaran  menjadi  syarat  administrasi  untuk  mendaftarkan pernikahan yang akan dilaksanakan oleh para calon pengantin khususnya mereka yang berdomisili di Kota Surabaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mayoritas   calon   pengantin   di   Kota   Surabaya   puas terhadap pelayanan   skrining   pranikah   yang   diberikan   oleh Puskesmas  Kota  Surabaya  diukur  dari  dimensi  Service  Quality  (Servqual), namun beberapa aspek pelayanan skrining pranikah perlu diperbaiki

Peneliti: Nabilah Arifah, Samsriyaningsih Handayani, Rize Budi Amalia

Link Jurnal: https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/5826/3125