Universitas Airlangga Official Website

Tinea Kapitis dan Tatalaksananya

Foto by Halodoc

Tinea kapitis adalah infeksi jamur superfisialis yang menyerang folikel rambut dan batang rambut, baik rambut kepala, alis, dan bulu mata, yang disebabkan oleh dermatofita genus Trichophyton dan Microsporum. Tinea kapitis paling sering didapati pada anak-anak usia 3 – 14 tahun. Prevalensi tinea kapitis hingga kini dianggap masih tinggi terutama di negara berkembang seperti Indonesia karena kebersihan diri yang buruk, kepadatan penduduk yang terlalu tinggi, ataupun standar sosial ekonomi yang rendah.

Jenis klinis utama dari tinea kapitis yaitu tipe non-inflamasi atau gray patch dan black dot, dan tipe inflamasi yang terdiri dari favus dan kerion. Tinea kapitis diterapi secara sistemik dan topikal, pengobatannya membutuhkan waktu lama bisa sekitar satu bulan oleh karena rata-rata obat antijamur yang diberikan bersifat fungistatik atau mengahambat jamur tumbuh. Pengobatan berupa pengobatan sistemik seperti griseofulvin atau terbinafin yang sensitif terhadap jamur dermatofit dan dapat diberikan selama 2-4 minggu, disertai dengan terapi topikal tambahan seperti sampo ketokonasol 2% atau selenium sulfid 1% atau 2,5% diberikan paling sedikit 3 kali per minggu dan didiamkan pada kulit kepala paling sebentar 5 menit. Pasien diminta kontrol rutin setiap 2 minggu sekali hingga dipastikan sudah bebas dari infeksi jamur dermatofit. Selain pasien yang harus diobati hingga tuntas, juga diperlukan edukasi untuk mencari teman sekolah atau teman bermain yang mempunyai keluhan dan gambaran klinis yang sama agar penularan penyakit ini bisa dikendalikan.

Tujuan dari terapi tinea kapitis adalah untuk menghilangkan organisme penyebab dengan tujuan tercapainya kesembuhan klinis dan mikologis secepat mungkin juga untuk mencegah terbentuknya jaringan parut dan penularan. Pasien tinea kapitis dinyatakan sembuh secara klinis apabila tidak ditemukan tanda skuama dan alopesia mengecil, sedangan secara mikologis apabila hasil pemeriksaan KOH 10 – 20% atau kultur tidak ditemukan jamur. Setelah terdiagnosis positif, durasi terapi awal (sistemik dan topikal) direkomendasikan selama 4 minggu. Selanjutnya, ulangi kultur jamur (waktu inkubasi maksimum selama 4 minggu). Jika ada perbaikan klinis yang signifikan, khususnya, jika rambut sudah mulai tumbuh kembali, terapi oral dihentikan, namun terapi topikal tetap diberikan sampai hasil kultur telah didapatkan. Jika tidak, terapi oral maupun topikal dapat dilanjutkan. Jika kultur masih positif, lanjutkan terapi selama dua minggu. Ulangi sampai kultur jamur negatif.

Pencegahan tinea kapitis dapat dilakukan untuk mencegah risiko penularan dengan cara menerapkan budaya hand hygiene, mencuci rambut secara teratur dan berkala dua hari sekali dengan menggunakan shampo yang mengandung antiseptik atau antijamur, tidak menggunakan barang-barang orang lain seperti sisir, topi, kerudung, handuk, baju dan menghindari hewan yang terinfeksi jamur.

Penulis: dr.Linda Astari,Sp.KK(K)

Informasi lengkap dari tulisan ini dapat dilihat pada artikel kami di :

https://e-journal.unair.ac.id/BIKK/article/view/32685

Clinical and Cure Profile of Tinea Capitis Patients

Farah Ayu Noviannisa, Linda Astari, Lindawati Alimsardjono