Universitas Airlangga Official Website

Tren Penerimaan Pasien dengan Gejala Pernapasan Non-COVID-19 Selama Pandemi COVID-19

IL by detikcom

Dalam tiga tahun terakhir, dunia dan Indonesia telah menghadapi pandemi COVID-19 yang telah memberikan dampak besar. Kendala kematian dan penyakit pernapasan, terkait atau tidak dengan COVID-19, telah menjadi isu serius yang perlu ditangani dengan cermat. Hipoksia kronis, suatu kondisi kurangnya oksigen dalam tubuh, dapat berpotensi merusak otak dan mengganggu perkembangan otak anak-anak serta mempengaruhi fungsi kognitif pada orang dewasa.

Di Indonesia, hipoksia akibat penyakit pernapasan non-COVID-19 telah mengalami peningkatan namun sayangnya sering kali terabaikan. Fokus yang lebih besar diberikan pada penanganan COVID-19, sehingga gejala serupa antara pasien COVID-19 dan non-COVID-19 menyebabkan pasien non-COVID-19 harus menjalani prosedur yang memakan waktu untuk memastikan bahwa mereka tidak terinfeksi COVID-19. Keterlambatan dalam deteksi awal dapat berdampak pada diagnosa yang tertunda dan peningkatan angka kematian.

Pandemi ini juga telah mempengaruhi sistem perawatan kesehatan secara global. Pasien penyakit pernapasan cenderung enggan untuk mendapatkan perawatan inap karena takut terpapar COVID-19 di rumah sakit. Selain itu, para tenaga medis juga khawatir akan terpapar virus tersebut, sehingga diagnosis dan perawatan terhadap penyakit pernapasan menjadi terhambat. Di era pandemi ini, banyak uji diagnostik invasif dihindari, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan penyakit non-COVID-19 kurang terdeteksi. Meskipun niatnya adalah untuk mencegah faktor buruk dan ketakutan terpapar, dampaknya dapat berimbas negatif pada kualitas pengobatan dan biaya perawatan rumah sakit.

Untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 pada pasien penyakit pernapasan non-COVID-19, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang dampak pandemi ini terhadap pasien pernapasan non-COVID-19, baik anak-anak maupun dewasa. Studi kohort retrospektif dilakukan di RSUD Dr. Soetomo dari Mei 2018 hingga Desember 2021, melibatkan pasien-pasien yang mendapatkan perawatan inap dan pembayaran melalui asuransi publik.

Penelitian kami menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah memiliki dampak yang signifikan pada pasien pernapasan non-COVID-19. Terjadi penurunan jumlah pasien yang dirawat selama pandemi, dengan perubahan dalam tingkat keparahan penyakit dan kompleksitas pada pasien anak dan dewasa. Hasil klinis pasien juga terpengaruh, dengan tren yang berlawanan antara pasien anak dan dewasa. Selain itu, pandemi ini juga berdampak pada aspek finansial perawatan.

Penelitian kami menggambarkan perubahan signifikan dalam distribusi jenis kasus penyakit pernapasan pada pasien anak dan dewasa selama pandemi. Beberapa jenis kasus mengalami peningkatan dan penurunan yang perlu diperhatikan. Dalam hal ini, penting bagi para pembuat kebijakan untuk memahami dampak sekunder dari pandemi ini pada sektor perawatan kesehatan.

Penelitian kami ini memiliki keterbatasan, termasuk fokus pada satu rumah sakit dan pasien dengan asuransi publik saja. Penelitian lanjutan dengan desain yang lebih luas dan inklusif diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang dampak pandemi COVID-19 pada pasien pernapasan non-COVID-19 di seluruh populasi.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyoroti pentingnya untuk tidak mengabaikan dampak pandemi pada pasien pernapasan non-COVID-19. Dengan memahami dampak ini, langkah-langkah yang lebih baik dan lebih efektif dapat diambil untuk memberikan perawatan yang tepat dan efisien bagi pasien-pasien ini.

Penulis: Anang Endaryanto

Jurnal: Trend in the admissions of patients with non-COVID-19 respiratory symptoms during COVID-19 pandemic and its impact on hospital finances in Surabaya, Indonesia