UNAIR NEWS – ”Alhamdulillah saya berkesempatan mengharumkan nama UNAIR di tingkat internasional bersama PSM UNAIR. Pada 2017 lalu, kami meraih 1st prize 3rd International Choral Competition-Ave Verum di Baden, Austria,” ucap Catellya Wina Firdausya dengan penuh bangga. Bersama Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UNAIR, Catellya berhasil mengalahkan beberapa negara seperti Rusia, Republik Ceko, Sweden, Hungaria, Estonia, dan Filipina.
Saat ini mahasiswa kelahiran Surabaya, 14 Juli 1998, tersebut berhasil meraih predikat wisudawan terbaik S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga. Mahasiswa jurusan Akuntansi itu berhasil membukukan IPK nyaris sempurna, yaitu 3,95.
”Alhamdulillah, tidak ada hambatan yang berarti selama saya menempuh kuliah S1,” tambahnya.
Sebelum lulus, Catellya menulis skripsi dengan mengangkat topik akuntansi manajemen. Judul skripsinya adalah Pengaruh Inovasi Perusahaan dan Earnings Management terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Intervening (Studi pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun 2012-2016).
Semasa kuliah, selain disibukkan dengan kegiatan akademis, Catellya aktif dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) paduan Suara. Tak jarang, bersama rekannya, Catellya tampil di beberapa kegiatan. Baik event, konser, maupun kompetisi.
Dukungan, baik keluarga maupun dari pihak universitas, sangat membantu kesuksesannya meraih wisudawan terbaik. Catellya mengaku sering mendapat bimbingan maupun nasihat dari para dosen saat dirinya menghadapi permasalahan studi.
”Terima kasih kepada bapak/ibu dosen di FEB yang sangat supportif. Terutama dosen wali saya, Pak Suyunus dan dosen pembimbing saya, Bu Dian Agustia,” tambahnya.
Dalam waktu dekat, Catellya akan mulai bekerja untuk salah satu KAP (kanto akuntansi publik) di Jakarta. Dia mengaku tengah mempersiapkan yang terbaik untuk memulai karirnya. Selain itu, saat ini Catellya masih aktif bernyanyi bersama PSM UNAIR.
“Cintai apa yang sedang dipelajari. Dengan begitu, kita akan mampu memberikan yang terbaik tanpa adanya perasaan tertekan atau terpaksa. Selain itu, menyeimbangkan aktivitas akademik dan non-akademik membantu menghilangkan kejenuhan belajar,” pungkasnya. (*)
Penulis: M. Najib Rahman
Editor: Feri Fenoria Rifai