Universitas Airlangga Official Website

Vaksinasi sebagai Sarana Penanggulangan Infeksi Virus Infeksius Bronkitis Galur Lapang

Foto oleh synergyindonesia.id

Industri perunggasan merupakan sektor yang memegang peranan penting di Indonesia karena berperan sebagai salah satu pemasok kebutuhan protein hewani yang digemari oleh masyarakat. Produk perunggasan, utamanya daging dan telur menjadi konsumsi masyarakat Indonesia baik untuk konsumsi sehari-hari maupun untuk acara tertentu. Menurut data yang dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019-2020, peternakan unggas bertumbuh pesat seiring dengan peningkatam populasi penduduk Indonesia. Lebih dari itu, industri perunggasan menjadi sumber mata pencaharian bagi penduduk di pedesaan maupun perkotaan.

Meskipun pertumbuhan industri perunggasan meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, industri perunggasan nasional juga menemui banyak tantangan. Salah satu nya masih tingginya jenis penyakit yang menginfeksi unggas, utamanaya penyakit yang disebabkan oleh virus (viral disease). Salah satu penyakit yang sering dijumpai di lapangan yaitu penyakit infeksius bronkitis (IB). penyakit IB disebakan oleh virus IB yang merupakan anggota dari family Coronaviridae, grup Gammacoronavirus. Virus IB merupakan virus RNA beruntai positiv dan memiliki panjang genome ~27,600 base pairs. Virus ini merupakan virus beramplop yang terdiri dari empat protein structural yaitu spike protein (S), matriks protein (M), protein amplop (E), dan nucleoprotein (N). diantara keempat protein tersebut, protein S merupakan protein yang dominan diteliti, karena protein S berperan dalam pathogenesis virus IB. selain itu, protein S merupakan target analisis dalam kalsifikasi virus IB. Protein S terdiri dari dua subunit protein yaitu subunit S1 dan subunit S2. Diantara kedua subunit protein tersebut, subunit S1 memiliki hypervariable-region (HVR), dimana HVR ini merupakan bagian yang menjadi dasar klasifikasi genotype dan serotype virus IB.

Penyakit IB menyerang sistem pernapasan ayam. Virus ini menyebar dari ayam yang terinfeksi ke ayam yang sehat melalui direct contact maupun pakan dan peralatan kandang yang mengandung partikel virus IB. Virus IB menginfeksi ayam, utamanya ayam petelur dan menyebabkan penururan produksi telur. Walaupun gejala klinis yang paling dominan dari penyakit IB adalah gangguan pernapasan, akan tetapi virus IB mampu menginfeksi organ internal lain seperti ginjal dan kandung telur. Infeksi virus IB pada layer pada masa muda dapat menyebakan kerusakan kandung telur yang permanen, sehingga jumlah dan kualitas telur yang diproduksi menurun.

Salah satu metode pencegahan penyebaran penyakit IB adalah dengan melakukan vaksinasi rutin terhadap unggas. Pada umumnya vaksinasi rutin terhadap penyakit IB menggunakan galur yang sudah umum digunakan diseluruh dunia, seperti strain Massachusetts dan Connecticut. Kedua galur ini umum digunakan sebagai benih vaksin di Indonesia, walaupun mereka tidak berasal dari Indonesia. Vaksinasi ini bisa menggunakan metode whole virus maupun mneggunakan protein immunogenic (protein yang mampu merangsang produksi antibodi secara optimal) seperti protein S.

Saat ini penggunaan benih vaksin lokal mulai sering digunakan karena benih vaksin lokal memiliki kekerabatan lebih dekat dengan virus IB lapangan. Sehingga diharapkan mampu memberikan proteksi terhadap serangan virus IB. Lebih dari itu, diharapkan specific antibody yang dihasilkan mampu menetralisir virus IB yang menginfeksi sehingga tidak menyebar ke lingkungan.

Efektivitas vaksin lokal ini dapat diuji dengan melakukan uji tantang antara vaksin lokal dengan beberapa prototype virus IB yang memilki antigensitas yang berbeda-beda (variasi epitopes). Analisis efektivitas vaksin dan antigenisitas virus IB galur lapang bisa dilakukan menggunakan indirect- enzyme-linked immunosorbent assay (indirect-ELISA). Beberpa prototype virus IB seperti virus IB galur lapang dan virus IB galur Massachusetts diujikan tantang terhadap serum dari hewan coba (ayam) yang sudah di vaksin menggunakan benih local. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa antibody yang dihasilkan dari vaksinasi menghasilkan nilai compatibility yang sangat tinggi dengan antigenicity dari virus galur lapang. Dari studi yang sama didapatkan hasil akir bahwa penggunaan vaksin dari whole virus ternyata lebih mampu memicu produksi antibody spesifik disbanding hanya menggunakan protein S saja. Dari dua penemuan ini, dapat disimpulkan bahwa menggunakna whole virus dari benih vaksin lokal mampu memberi proteksi bagi ayam melawan infeksi virus IB galur lapang. Selain itu, tingkat compatibility yang tinggi antara benih vaksin lokal terhadap antigenitas virus IB galur lapang diharapkan mampu mencegah penyebaran virus IB ke lingkungan.

Penulis: Dr. Jola Rahmahani, drh., M.Kes.

Link: https://media.neliti.com/media/publications/475656-comparison-of-antigenicity-between-local-118f6f11.pdf

Paper : Perbandingan Antigenisitas Virus Infectious Bronchitis Strain Lokal dan Massachusetts dengan Indirect ELISA