Sumsum tulang belakang merupakan jaringan saraf yang memanjang dari foramen magnum sampai setinggi L1 dengan ujung terminalnya disebut conus medullaris. Sebuah penelitian di Asia, mengungkapkan bahwa posisi conus medullaris berkisar dari T12 hingga L2-L3 dan sebagian besar di L1 (52,4%). Posisi penting dalam prosedur lumbal, misalnya blok subarachnoid atau anestesi spinal, teknik anestesi yang digunakan sejak awal abad ke-20. Mengacu pada anatomi conus medullaris, prosedur lumbal sering dilakukan di bawah L1 untuk mencegah cedera tulang belakang. Cedera tersebut masih terjadi, menyebabkan urgensi menyelidiki posisi conus medullaris. Cedera medula spinalis telah banyak dilaporkan sebagai manifestasi dari kelumpuhan otot femoralis, mati rasa pelana dan inkontinensia urin.
Di Indonesia, ada satu laporan drop foot setelah anestesi spinal. Untuk menghindari risiko tersebut setelah prosedur lumbal, penelitian ini bertujuan untuk memberikan referensi untuk posisi conus medullaris, khususnya di Indonesia, berdasarkan jenis kelamin dan usia melalui pemeriksaan lumbar magnetic resonance imaging (MRI).
Penelitian ini merupaka penelitian retrospektif yang dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini terdiri dari 257 pasien berusia 18-85 tahun (126 laki-laki dan 131 perempuan) yang dilakukan pemeriksaan tulang belakang lumbal dengan MRI dari Januari 2020 hingga Desember 2021. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien berusia lebih dari 17 tahun dan memiliki hasil MRI midsagital lumbar yang terbaca dan berkualitas baik, Sedangkan kriteria ekslusi pada penelitian ini adalah pasien dengan riwayat trauma vertebra, spina bifida dan sindrom kabel tertambat. Posisi conus medullaris dicatat berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hasil MRI lumbar dievaluasi dari bagian midsagital. MRI dioperasikan pada kekuatan bidang xT atau xT menggunakan kumparan permukaan tulang belakang lumbal khusus dan urutan MRI gema putaran turbo berbobot T1 standar.
Hubungan usia dan jenis kelamin dengan posisi conus medullaris dianalisis secara statistik menggunakan uji chi-square. Dari 257 pasien yang termasuk dalam penelitian ini (pria vs wanita, 126 vs 131), 36,9% dari mereka mengalami nyeri pinggang, diikuti oleh spondilitis tuberkulosis (18,2%) dan stenosis kanal (17,5%). Diagnosis yang termasuk paling sedikit yang diperiksa dengan MRI adalah tulang metastasis (7%) dan neuropati (8,5%). Posisi conus medullaris sebagian besar di T12-L1 (n=86), diikuti oleh L1–L2 (n=76) dan L1 (n=62). Posisi conus medullaris paling sedikit adalah L2-L3 (n=4 pasien).
86 pasien memiliki posisi conus medullaris antara toraks 12 (T2) dan lumbar 1 (L1) (pria vs wanita, 40 vs 46), 76 pasien di L1-L2 (43 vs 33) dan 62 pasien di L1 (28 vs. 34). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara posisi conus medullaris dan jenis kelamin pasien, karena signifikan pada p = 0,180 > 0,05. Distribusi kelompok umur penderita adalah kelompok umur 51–60 tahun, 41–50 tahun, 31–40 tahun dan 61–70 tahun, dengan jumlah penderita 79, 51, 43 dan 41 orang, masing-masing. Posisi conus medullaris tertinggi berada di T11–T12 sedangkan yang terendah berada di L2–L3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia pasien dan lokasi conus medullaris, karena signifikan pada p = 0,316 > 0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah variasi posisi conus medullaris sampel Indonesia berkisar antara T11-T12 dan L2-L3. Conus medullaris sebagian besar terletak di T12-L1, diikuti oleh L1 dan L1-L2. Lokasi conus medullaris yang paling jarang adalah di L2-L3. Lokasi conus medullaris tidak dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Agar menghindari tusukan conus medullaris, prosedur lumbal harus dimulai pada L3- L4 atau L4-L5. Untuk mencegah cedera conus medullaris, melakukan MRI lumbal sebelum setiap prosedur lumbal itu tidak efektif. Risiko prosedur terkait variasi posisi conus medullaris juga perlu dijelaskan kepada pasien sebelum prosedur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan anestesi spinal khususnya di Indonesia.
Penulis: Dr. Christrijogo Sumartono Waloejo, dr., Sp.An-KAR, KIC
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:
https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/view/3867
Adhiatma A, Waloejo CS, Wirabuana B, Rahardjo E. Variation of conus medullaris location based on magnetic resonance imaging of the lumbar spine in Indonesia: A study at Dr Soetomo General Academic Hospital, Surabaya, Indonesia. Bali Med J. 2022;11(3):1839–43.