Universitas Airlangga Official Website

Volatilitas Nilai Tukar dan Dampak COVID-19 terhadap Ekspor Produk Pangan Indonesia

Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat pada tahun 2020-2021 berdampak pada perdagangan internasional. Sebagai negara pertama yang terindikasi virus COVID-19, China telah melakukan pencegahan penyebaran virus melalui kebijakan lockdown sejak Februari 2020 sehingga menyebabkan terkendalinya COVID-19 dan pemulihan ekonomi China dengan cepat dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Hal tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi Indonesia seperti penurunan permintaan ekspor dan impor dan membuat harga komoditas juga terus melemah.

Adanya shock yang menurunkan aktivitas industri diawali oleh penurunan harga minyak yang selanjutnya berdampak pada melemahnya harga komoditas logam. Akan tetapi, harga komoditas pangan dan pertanian relatif lebih stabil dengan tren yang cenderung meningkat, khususnysa pada komoditas produk makanan yang disebabkan oleh permintaan pasokan ekspor dan impor yang semakin bertambah. Jika pandemi COVID-19 itu terus berjalan, maka proyeksi harga komoditas yang semakin menurun dalam jangka panjang dapat menyebabkan eksportir komoditas mengalami tekanan terhadap pembiayaan dan kegiatan usahanya

Di tengah pandemi COVID-19, komoditas produk makanan menjadi salah satu penyumbang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga tetap stabil. Meskipun ada penurunan permintaan selama periode April 2020 – Mei 2020 sebagai akibat dari pandemi tersebut, sektor ini mampu mencatat tingkat pertumbuhan positif sebesar 3,94% untuk kuartal pertama dan 0,22% untuk kuartal kedua (Deloitte, 2020). Data statistik dari International Trade Center (ITC) menunjukkan nilai share ekspor dan impor dari setiap komoditas di Indonesia pada tahun 2020 lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Studi ini akan meneliti pengaruh volatilitas nilai tukar dan krisis akibat COVID-19 terhadap arus perdagangan bilateral Indonesia dengan mitra dagang terbesarnya pada komoditas produk makanan yaitu Amerika Serikat dan China. Komoditas produk makanan dipilih sebagai sampel ini karena masih sedikitnya penelitian volatilitas nilai tukar dan arus perdagangan bilateral pada produk tersebut dan dampaknya ketika terjadi pandemi COVID-19. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan lebih lanjut dan membandingkan efek simetris dan asimetris dari volatilitas nilai tukar terhadap arus perdagangan di 16 komoditas produk makanan yang akan diteliti. Hal ini diakukan untuk memperkuat, mendukung, serta menambah sumber literatur mengenai pengaruh volatilitas nilai tukar pada arus perdagangan bilateral Indonesia dengan mitra dagang terbesar.

Adanya ketidakpastian (volatilitas) nilai tukar, dapat menyebabkan nilai tukar berubah-ubah sepanjang waktu. Ketika terjadi depresiasi mata uang, negara masih mengimpor barang untuk pemenuhan produksi dalam negeri, sehingga pemerintah perlu melakukan controlling dan menjaga kestabilan nilai tukar, mengendalikan defisit transaksi berjalan, dan meningkatkan cadangan devisa dari investasi luar negeri yang masuk ke dalam negeri.

Keberanian dalam mengambil risiko (risk taker) dari pelaku ekspor sangat diperlukan, karena dengan meningkatkan kegiatan ekspor ketika nilai tukar mengalami volatilitas. Hal tersebut dapat menjadi pendorong bagi kegiatan ekspor, sehingga produk domestik mampu bersaing dengan produk asing di perdagangan internasional.

Penulis :  Kabiru Hannafi Ibrahim, Rossanto Dwi Handoyo, Feliks Dwi Kristianto, Deni Kusumawardani , Keichi Ogawa, Mohd Azlan Shah Zaidi, Angga Erlando, Tri Haryanto, Tamat Sarmidi

Link https://www.cell.com/heliyon/fulltext/S2405-8440(24)08642-0

https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e32611