Universitas Airlangga Official Website

Webinar BSO Insight FPsi Bahas Seputar Jurnalisme Digital

Rangga Prasetya Aji Widodo pada Journalistic Class bertajuk Into the New World: Digital Journalism, Sabtu (12/8/2023)
Rangga Prasetya Aji Widodo pada Journalistic Class bertajuk Into the New World: Digital Journalism, Sabtu (12/8/2023)

UNAIR NEWS – Badan Semi Otonom (BSO) Insight Fakultas Psikologi UNAIR mengadakan gelaran webinar pada Sabtu (12/8/2023). Acara dalam bentuk Journalistic Class itu mengambil tajuk Into the New World: Digital Journalism dengan Rangga Prasetya Aji Widodo sebagai pembicara.

Dalam gelaran tersebut, Rangga yang merupakan seorang jurnalis lepas mengajak para peserta webinar mengenal lebih dekat seputar jurnalisme digital. Seperti yang kita ketahui, kebangkitan Revolusi Industri 4.0 mendorong pesatnya penggunaan media digital di tengah masyarakat sehingga memunculkan jurnalisme berbasis teknologi digital.

“Jurnalisme digital merupakan penyajian informasi dan fakta-fakta dengan menggunakana internet atau teknologi digital seperti smartphone, PC, tablet, dan lain-lain,” terang Rangga. Jurnalisme digital ini biasanya memanfaatkan media-media seperti website, televisi digital, layanan streaming, portal berita daring, e-koran, atau e-majalah sebagai sarana untuk menyebarkan produk jurnalisme mereka.

Beberapa contoh produk jurnalisme digital yang kerap kita temui di antaranya berita daring, aplikasi berita, dan visualisasi data. Tak hanya terbatas pada penyajian berita berbasis tulisan, jurnalisme digital juga mulai merambah pada program yang lebih interaktif. Seperti podcast, talkshow, interview, bahkan live streaming.

Lima Prinsip

Jurnalisme digital disebut Rangga memiliki lima prinsip inti jurnalisme. “Paul Bradshaw mengatakan ada lima prinsip jurnalisme digital yang meliputi brevity (meringkas), adaptability (adaptasi), scannability (mengamati), interactivity (interaksi), dan community (komunitas) yang biasanya disingkat BASIC,” terangnya.

Dengan memanfaatkan media daring, jurnalisme ini memiliki beberapa keunggulan dari pada jurnalisme konvensional utamanya dari segi kecepatan informasi.

“Jurnalisme digital memungkinkan berita secara real-time. Dengan adanya situs berita, media sosial, dan platform berbagai video, informasi bisa menyebar dengan cepat ke seluruh dunia,” ujar Rangga.

Tak hanya itu, jurnalisme digital juga dapat memanfaatkan Content Management System (CMS). Dengan adanya CMS ini, seorang jurnalis dapat memaksimalkan produk jurnalismenya sehingga memperoleh engagement yang lebih tinggi dari para pembaca.

Jurnalisme digital pun dinilai Rangga lebih menarik bagi audiens. “Jurnalisme digital memanfaatkan berbagai format konten seperti teks, foto, video, audio, dan grafis. Hal ini memungkinkan penyajian berita yang lebih kaya dan menarik bagi audiens,” tegasnya dalam acara BSO Insight itu.

Namun, dengan segala kemudahan yang diperoleh dari model jurnalisme digital, Rangga menyebut bahwa jurnalisme digital rawan mengalami serangan siber (cyber attack) dan pencurian informasi. “Jurnalisme digital juga dapat memudahkan tersebarnya berita palsu atau hoax,” ujar Rangga. (*)

Penulis: Agnes Ikandani

Editor: Binti Q. Masruroh