Preeklamsia, komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan proteinuria, menimbulkan risiko yang signifikan bagi ibu dan bayi. Kondisi ini memengaruhi sekitar 5-8% kehamilan di seluruh dunia dan, jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan organ, hambatan pertumbuhan pada janin, dan bahkan kematian. Sementara pengobatan tradisional berfokus pada pengobatan dan perubahan gaya hidup, penelitian terkini menyoroti peran yoga yang menjanjikan sebagai intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi risiko preeklamsia.
Preeklamsia muncul dari kombinasi berbagai faktor, termasuk disfungsi plasenta, peradangan, dan stres oksidatif. Tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), suatu sitokin inflamasi, memainkan peran penting dalam perkembangan kondisi tersebut. Kadar kortisol yang meningkat, yang menunjukkan stres kronis, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko preeklamsia, karena memperburuk disfungsi endotel dan hipertensi.
Metode pencegahan yang saat dilakukan meliputi pemberian aspirin dosis rendah dan suplemen kalsium, di samping penyesuaian gaya hidup seperti berhenti merokok dan pengaturan pola makan. Namun, yoga telah muncul sebagai terapi tambahan yang potensial, menawarkan manfaat holistik yang selaras dengan kebutuhan fisiologis ibu hamil.
Peran Yoga dalam Pencegahan Preeklamsia
Penelitian dari Universitas Airlangga yang dilakukan di sebuah pusat kesehatan masyarakat di Madura, Indonesia, meneliti efek yoga terhadap tekanan darah, kadar kortisol, dan TNF-α di pada 46 ibu hamil yang berisiko tinggi mengalami preeklamsia. Peserta dibagi menjadi dua kelompok: kelompok intervensi yoga dan kelompok kontrol, keduanya menerima perawatan prenatal standar. Kelompok yoga melakukan 20 sesi yoga selama empat minggu, termasuk asana (postur), pranayama (latihan pernapasan), dan dhyana (meditasi).
Wanita yang berlatih yoga mengalami penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini mendukung peran yoga dalam meningkatkan fungsi kardiovaskular melalui modulasi otonom. Meskipun perubahan kadar kortisol tidak signifikan secara statistik, kelompok yoga menunjukkan tren penurunan kortisol, yang menunjukkan potensi manfaat penghilang stres. Meskipun kadar TNF-α serum tidak menunjukkan perubahan signifikan, namun kadar tersebut cenderung menurun pada kelompok yoga, yang menunjukkan potensi efek antiinflamasi.
Cara Kerja Yoga
Manfaat yoga berasal dari dampak pada hubungan pikiran-tubuh. Melalui postur fisik, pernapasan terkontrol, dan praktik kesadaran, yoga meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis, yang menangkal aktivasi sistem saraf simpatis yang disebabkan oleh stres. Hal ini menyebabkan: Detak jantung dan tekanan darah yang lebih rendah. Sekresi kortisol yang berkurang. Fungsi endotel yang lebih baik. Modulasi respons inflamasi, yang berpotensi menurunkan TNF-α dan penanda proinflamasi lainnya.
Kombinasi relaksasi fisik dan mental meningkatkan kesejahteraan ibu secara keseluruhan, mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan.
Studi ini menyoroti potensi yoga sebagai tindakan pencegahan preeklamsia, khususnya untuk kehamilan berisiko tinggi. Yoga menawarkan pendekatan perawatan ibu yang mudah diakses, hemat biaya, dan holistik. Namun, untuk memaksimalkan manfaatnya
diperlukan konsistensi, ibu hamil harus melakukan sesi yoga secara teratur, idealnya 150 menit per minggu. Latihan harus diawasi oleh instruktur yoga prenatal bersertifikat untuk memastikan keamanan dan efektivitas. Yoga harus melengkapi, bukan menggantikan, perawatan medis standar.
Meskipun temuan ini menjanjikan, studi ini menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut. Ukuran sampel yang lebih besar dan periode intervensi yang lebih lama dapat memberikan wawasan yang lebih pasti tentang efektivitas yoga dalam mengurangi kadar kortisol dan TNF-α. Menjelajahi integrasi yoga dengan intervensi gaya hidup lainnya, seperti perubahan pola makan dan pengurangan stres berbasis kesadaran, juga dapat meningkatkan potensi pencegahannya.
Kesimpulan
Yoga memiliki potensi sebagai intervensi alami untuk mengurangi risiko preeklamsia. Dengan mengatasi stres, peradangan, dan kesehatan kardiovaskular, yoga mendukung kesejahteraan ibu dan janin, memberdayakan wanita untuk mengambil langkah proaktif menuju kehamilan yang sehat. Seiring dengan meningkatnya kesadaran, memasukkan yoga ke dalam program perawatan prenatal dapat merevolusi kesehatan ibu, menawarkan solusi yang aman dan efektif untuk salah satu komplikasi kehamilan yang menantang.