“Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time.” Thomas Edison
UNAIR NEWS – Tak hanya aktif berorganisasi, namun memiliki segudang prestasi. Ia adalah Roy Novri Ramadhan. Tak mengherankan jika pada masa akhir studi sarjananya, ia dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi pada gelaran wisuda Universitas Airlangga (UNAIR) periode 241.
Bukan perkara mudah bagi Roy untuk berhasil menjadi keluarga Fakultas Kedokteran nomor satu di Indonesia itu. Segala jalur perguruan tinggi telah ia coba dan belum mendapatkan hasil yang memuaskan. Sosok kakek yang merupakan professor menjadi penyemangatnya untuk menjadi dokter.
“Pada masa itu, tentunya lelah karena 17 kali gagal untuk masuk FK di seluruh Indonesia. Aku yakin bahwa usahaku selama ini akan membuahkan hasil yang baik. FK UNAIR yang menjadi tempat awal meniti pendidikan dan karir sebagai dokter,” ujarnya.
Aktif Berorganisasi dan Meraih Beasiswa Bergengsi
Laki-laki yang akrab dengan sapaan Roy merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi dan memiliki segudang prestasi. Ia tergabung berbagai organisasi bergengsi yakni Asian Medical Students Association (AMSA UNAIR), American Society of Tropical Medicine and Hygiene (ASTMH) dan Asian Medical Students Association Indonesia (AMSA Indonesia).
Tak hanya itu, ia merupakan salah satu awardee beasiswa bergengsi yakni Djarum Foundation Batch 38. Melalui beasiswa tersebut, Roy mengaku bahwa ia mendapatkan pengembangakan diri baik dari social skill, leadership, dan problem solver. Hal tersebut dapat mendukungnya dalam hidup bermasyarakat dan jenjang karir.
“Tak dipungkiri, beasiswa Djarum Foundation telah mengubah kehidupanku selama berkuliah. Tak sekedar memberi tuition fee namun membuka kesempatan para awardee untuk berkembang,” ungkapnya.
Wisudawan asal Makassar itu juga berkesempatan untuk melakukan exchange ke Jepang. Selama di Jepang, ia belajar dan melakukan penelitian langsung dengan lecture di Osaka University. Tak hanya ilmu pengetahuan yang didapat, namun cultural exchange dengan mahasiswa lokal disana.
Di tengah kesibukan organisasi dan akademik, Roy selalu menyempatkan untuk killing time bersama rekannya. “Salah satu keberhasilanku dalam mempertahankan prestasi yakni menyempatkan untuk jeda sejenak dan menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Hal tersebut mampu meminimalisir rasa burnout di tengah kesibukan kuliah,” paparnya.
Penulis: Satrio Dwi Naryo
Editor: Khefti Al Mawalia