UNAIR NEWS – Manajemen risiko adalah kunci penting dalam berbisnis. Buruknya manajemen risiko membuat UMKM gagal di tiga tahun pertama mereka. Apalagi terkait dengan masalah modal dalam berbisnis.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Made Gitanadya SE MSM menyebutkan bahwa risiko bisnis berkaitan dengan segala sesuatu yang belum pasti, tapi jika terjadi akan menyebabkan kerugian.
“Banyak sekali risiko bisnis pelaku UMKM. Seperti, suplainya mendadak macet, barang terlambat datang, pegawai turnover-nya (perputaran keluar-masuk pegawai, Red) tinggi, penjualan tidak laku, iklannya tidak sampai masyarakat, dan masih banyak lagi,” ungkapnya.
Kemudian, Gitanadya menilai bahwa pelaku UMKM perlu mengetahui risiko di awal membuka bisnis. Agar pelaku UMKM mampu menyiapkan antisipasi untuk menghadapi risiko.
“Rata-rata UMKM hanya go with the flow (sekadar menjalankan bisnis, Red). Sebenarnya semua bisa dengan langkah-langkah. Baik preventif maupun solutif,” jelasnya.
Sementara itu, Rizky Supriadi SE Ak MBA, Sekretaris Airlangga Business Community, menambahkan, “Pelaku UMKM harus memperhatikan risiko yang terjadi. Seperti, risiko pandemi, risiko keuangan, ada terkait perubahan pemasaran, selera orang, dan kebiasaan orang perlu perhatikan.”
Dosen Luar Biasa FEB UNAIR itu juga menjelaskan bahwa riset sangat penting untuk membaca kebutuhan pasar juga kemungkinan permasalahan.
![](https://unair.ac.id/wp-content/uploads/2023/04/Pentingnya-Memahami-Manajemen-Risiko-Bisnis-bagi-Pelaku-UMKM-2-1024x536.webp)
Mitigasi Risiko dan Membaca Selera Pasar
Pelaku UMKM perlu mempersiapkan strategi antisipasi risiko dengan melakukan mitigasi risiko.
Gitanadya menjelaskan, “Ketika bertemu risiko seperti hujan, maka perlu melihat peluang membuat produk yang hangat. Jadi, selain menyediakan berbagai menu es, pelaku usaha bisa menyiapkan teh panas, kopi panas, atau jahe hangat. Ini berkaitan dengan kemampuan membaca selera pasar juga,”
Menyiapkan Asuransi
Asuransi merupakan cara untuk melakukan antisipasi risiko. “Bagi risiko yang kemungkinan besar terjadi dengan dampak yang besar pula, ada baiknya risiko itu ditransfer ke pihak ketiga, yaitu asuransi,” ungkapnya.
Sedia payung sebelum hujan merupakan ungkapan yang tepat dalam mengantisipasi risiko bisnis. Untuk itu, Dosen FEB UNAIR itu menilai penting sekali bagi UMKM untuk menyiapkan asuransi.
![Pentingnya-Memahami-Manajemen-Risiko-Bisnis-bagi-Pelaku-UMKM-3](https://unair.ac.id/wp-content/uploads/2023/04/Pentingnya-Memahami-Manajemen-Risiko-Bisnis-bagi-Pelaku-UMKM-3-1024x533.webp)
Pencatatan Aset dan Alokasi Dana
Selanjutnya, Supriadi mengatakan bahwa dalam berbisnis pelaku usaha perlu memikirkan alokasi gaji untuk dirinya sendiri.
“Dalam keuangan ini adalah salah satu manajemen risiko. Dengan kita mengalokasikan gaji diri sendiri, suatu saat ketika kita sakit atau tidak bisa meneruskan usaha. Maka gaji itu bisa ditransfer kepada profesional,” ungkap Sekretaris Airlangga Business Community.
Supriadi melanjutkan bahwa Pelaku UMKM perlu melakukan pencatatan aset dan mendepresiasi aset tersebut secara berkala. Setelah itu, pelaku usaha juga perlu menyisihkan dana mereka.
“Ada dana yang disisihkan. Sehingga apabila terjadi risiko seperti, kebakaran, penggantian kebutuhan peralatan, maka pelaku usaha bisa mengatasinya dari dana sisih tersebut,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Naufal Rabbani
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Membangun Pola Pikir Bisnis Inovatif dan Sinergis bagi UMKM
Inkubator Bisnis UNAIR Resmi Tandatangani Kerja Sama dengan PKS Program LPDB KUMKM Kemenkop