Caecilian adalah ordo amfibi mirip belut yang terdiri dari 219 spesies yang masih ada. Mereka terbatas dalam distribusi ke daerah tropis dan sub-tropis, dan sebagian besar tinggal di tanah yang lembab dan kaya humus saat dewasa. Karena gaya hidup mereka yang tersembunyi, mereka tidak dikenal oleh sebagian besar ahli herpetologi, dan biologi mereka mungkin yang paling sedikit diketahui di antara semua amfibi dan reptil. Sebagian besar spesies caecilian terancam karena deforestasi, polusi, dan perubahan iklim. Karena kebiasaan mengubur diri didalam tanah, caecilian sulit ditemukan, dan ini membatasi kemampuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih komprehensif tentang sejarah alam dan kelimpahannya. Secara umum, mereka terancam oleh banyak factor. Banyak spesies caecilian mungkin punah sebelum dapat dideskripsikan, dan bersama mereka menghilang kemungkinan untuk mempelajari perilaku dan ekologi mereka.
Anggota genus Ichthyophis bersifat ovipar dan terdapat di berbagai mikrohabitat terestrial, mulai dari hutan primer hingga perkebunan. Salah satu spesies yang kurang dikenal adalah Ichthyophis billitonensis, yang selama ini hanya diketahui dari Pulau Belitung di bagian utara Laut Jawa antara Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Setelah lebih dari lima dekade, kami di sini melaporkan penemuan kembali I. billitonensis di Gunung Tajam, gunung tertinggi di Kabupaten Tanjung Pandan, Pulau Belitung, Indonesia. Satu individu I. billitonensis dikumpulkan dan difoto pada 8 Juni 2022. Satwa tersebut dikumpulkan dengan menggunakan jaring gayung pada serasah daun di dekat kaki gunung. Tanah di seluruh area ditutupi dengan serasah daun yang lembab di atas substrat berbatu. Sejak deskripsi pada tahun 1965, belum ada laporan lebih lanjut tentang I. billitonensis di Belitung. Spesies ini mungkin segera terancam oleh hilangnya habitat dari penambangan timah terbuka di daerah tersebut. Jelas, penemuan kembalinya penting untuk meningkatkan pemahaman tentang keanekaragaman di Belitung, tetapi juga dalam hal konservasi dan pengelolaan spesies.
Mirip dengan wilayah lain di Asia Tenggara, hutan di Indonesia memiliki banyak perkebunan, dan I. billitonensis dapat berpindah ke pemukiman karena caecilian diketahui menghuni lingkungan yang dimodifikasi. Pendirian perkebunan merupakan ancaman potensial bagi spesies caecilian seperti I. billitonensis dan dapat menghambat siklus hidupnya. Di Indonesia, caecilian juga terancam oleh perdagangan amfibi, namun konservasi sebagian besar spesies caecilian jarang dibahas: sekitar 92% spesies caecilian Asia Tenggara termasuk dalam kategori Data Deficient IUCN. Pengumpulan data tambahan diperlukan untuk menilai distribusi I. billitonensis di pulau asalnya dan untuk mengevaluasi habitat yang tersisa.
Penulis: Veryl Hasan, S.Pi., M.P.