UNAIR NEWS – Model tradisional manajemen anggaran perusahaan telah berjalan beberapa abad ini. Tapi, perusahaan banyak yang meninggalkan model tersebut karena tidak efisien. Dekade terakhir, terdapat inovasi untuk mengatur manajemen perusahaan. Yaitu, model beyond budgeting.
Pada kuliah tamu Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR), Dr Sebastian Becker menjelaskan perkembangan model manajemen perusahaan. Termasuk di dalamnya prinsip dari inovasi model beyond budgeting. Kuliah tamu tersebut terlaksana secara daring via Zoom dan Youtube pada Selasa (16/5/2023).
Kanvas Model Bisnis
Pengorganisasian anggaran belanja perusahaan memerlukan rencana yang matang. Umumnya, perusahaan menggunakan kanvas model bisnis untuk mendeskripsikan organisasi bisnis mereka. Dr Sebastian menyebutkan di masa lalu perusahaan hanya bergerak mengikuti model bisnis, seperti transaksional dan langganan.
“Sebelum metode pemetaan kanvas bisnis model (Business Model Canvas) paten pada tahun 2010, perusahaan kesulitan untuk melakukan deskripsi operasional perusahaan. Kemudian, kanvas model bisnis berkembang dan memudahkan visualisasi dan pendeskripsian operasional bisnis perusahaan,” ungkapnya.
Dr Sebastian menyarankan untuk menggunakan kanvas model ketika hendak membangun startup. Ia menilai bahwa dengan metode tersebut seseorang bisa membuat, menangkap, dan menyampaikan nilai bisnisnya secara jelas.
Model Manajemen Tradisional
Model manajemen berkaitan dengan upaya mengatur internal organisasi. Sebastian mengatakan, “Ini berkaitan dengan pilihan dari eksekutif perusahaan tentang tujuan perusahaan, motivasi dan usaha, koordinasi, dan alokasi sumber daya. Intinya adalah tentang perusahaan melakukan pengaturan pada dirinya.”
Model manajemen berpengaruh pada pengaturan anggaran belanja perusahaan. Banyak perusahaan yang menggunakan model manajemen command and control. “Model manajemen ini berawal dari perencanaan anggaran yang dilakukan oleh tim akuntan atau manajemen keuangan.
Kemudian, berdasar anggaran tersebut perusahaan akan mengatur tujuan atau objektif mereka. Meskipun begitu, ini adalah pendekatan tradisional dan memiliki banyak kekurangan dalam pengaturan perusahaan yang tidak efektif, tidak fleksibel, dan tidak efisien,” jelasnya.
Lebih dari Sekadar Alokasi Anggaran (Beyond Budgeting)
Dr Sebastian menjelaskan model manajemen tradisional mendapatkan kritik. Untuk itu, muncul inovasi dalam bidang manajemen yang diusulkan oleh Jeremy Hope dan Robin Fraser. Mereka mencetuskan model yang lebih dari sekadar alokasi anggaran (beyond budgeting).
“Hal terpentingnya adalah ini bukan inovasi yang terpaku pada akuntansi dan alokasi anggaran, tapi model manajemen seutuhnya. Melalui pendekatan beyond budgeting, perusahaan akan mampu menciptakan lingkungan yang adaptif, berdaya, humanis, dan memberikan performa yang lebih baik,” cetusnya.
Prinsip dalam Beyond Budgeting
Prinsip dalam beyond budgeting terbagi dalam dua bagian. Yaitu, prinsip kepemimpinan dan proses manajemen. Dr Sebastian memaparkan, “Kedua bagian tersebut merupakan sesuatu yang selaras.
Prinsip kepemimpinan merupakan prinsip yang berkaitan dengan manajemen manusia. Pada prinsip tersebut Dr Sebastian banyak menjelaskan proses membangun tujuan dan nilai dari perusahaan. Juga, membentuk tim yang mampu diandalkan.
Sedangkan, pada proses manajemen sendiri sifatnya lebih teknis. Dr Sebastian menyebutkan proses tersebut sedikit banyak mengadopsi bentuk model manajemen tradisional. Kendati demikian, terdapat penyesuaian nilai yang lebih humanis di dalamnya.
Penulis: Muhammad Naufal Rabbani
Editor: Feri Fenoria
Baca juga:
Manajemen Protrusi Bimaksiler dengan Gigi Molar yang Hilang Menggunakan T-Loop dan Couple Force
Gubes UNAIR Ungkap Peran Pendidikan dan Riset Akuntansi Manajemen Stratejik
