Universitas Airlangga Official Website

Potensi ekstrak tulang hiu Prionace glauca sebagai bahan anti aging

Prionace glauca  dikenal dengan nama blue shark atau hiu biru, hiu air (Bali),  hiu karet (Lombok) atau cucut selendang (Jawa). Hiu yang merupakan hasil tangkapan sampingan dalam perikanan tuna (tertangkap rawai tuna), pada umumnya dimanfaatkan siripnya saja, sedangkan bagian tubuh lainnya dibuang kembali ke laut. Hal ini terjadi jika nelayan memperoleh banyak hasil tangkapan tuna dan palka yang digunakan untuk menampung sudah penuh. Namun jika sebaliknya, hasil tangkapan tuna sedikit dan hiu yang tertangkap banyak maka semua bagian tubuh akan diangkut dan didaratkan di pelabuhan untuk dijual. Pada umumnya hiu yang dijual ke pengepul adalah hiu dalam bentuk gelondongan, sedangkan sirip telah diambil diatas kapal. Hiu gelondongan ini selanjutnya ditampung oleh suatu industri yang memproduksi filet ikan beku sebagai produk daging ikan putih. Tulang hiu sebagai limbah mengandung sejumlah zat yang sangat berguna bagi kesehatan.  

Tulang ikan hiu yang secara keseluruhan adalah tulang rawan mengandung polisakarida terutama glukosamin dan kondroitin. Glukosamin merupakan salah satu senyawa gula amino yang ditemukan  secara luas pada tulang rawan dan memiliki peranan yang sangat penting untuk kesehatan dan kelenturan sendi. Fungsi glukosamin dalam tubuh adalah untuk memproduksi cairan sinofial yang berfungsi sebagai pelumas pada tulang rawan, sehingga pergerakan tulang menjadi baik. Glukosamin dapat merangsang sintesis asam hialuronat, menghalangi produksi melanin dan memperbaiki tekstur kulit. Sedangkan kondroitin merupakan komponen utama dari matriks ekstraseluler yang berperan dalam mempertahankan integritas jaringan ikat/tulang rawan.  Kondroitin juga dapat meningkatkan hidrasi kulit dan produksi kolagen, mengurangi peradangan, dan digunakan untuk menunda penuaan kulit. Kombinasi glukosamin dan kondroitin dengan bahan lain seperti asam hialuronat banyak digunakan dalam sediaan anti aging karena dapat memperbaiki kondisi kulit melalui hidrasi dan mencegah pigmentasi.

Agustin dkk telah berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam tulang hiu. Dari hasil identifikasi dengan Fourier Transform Infra Red diketahui bahwa hasil isolasi senyawa bioaktif dari tulang hiu memiliki gugus fungsional glukosamin sulfat dan kondroitin sulfat. Pengeringan ekstrak tulang hiu dengan menggunakan kombinasi CabOSil, Avicel pH 101 dan HPMC dapat menghasilkan ekstrak yang kering tanpa bau dibandingkan dengan penggunaan Avicel saja.

Retno Sari, Titiek Indhira Agustin, Risma, Dwi Setyawan

The Microstructure and Potential of Chondroitin Sulfate in Shark Cartilage Extract

Titiek Indhira Agustin, Risma, Retno Sari , Dwi Setyawan

https://www.bbp4b.litbang.kkp.go.id/squalenbulletin/index.php/squalen/article/view/760