Universitas Airlangga Official Website

Mahasiswa BBK UNAIR Gandeng BSTF Lakukan Konservasi Penyu di Pulau Santan

Mahasiswa BBK UNAIR melakukan konservasi penyu bersama Perhutani dan BSTF (Foto: Dok. Tim KKN BBK)
Mahasiswa BBK UNAIR melakukan konservasi penyu bersama Perhutani dan BSTF (Foto: Dok. Tim KKN BBK)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Kelompok Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN-BBK) Universitas Airlangga (UNAIR) di Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi menggandeng Perhutani dan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF). Mereka melakukan kegiatan konservasi pelepasan tukik di Pantai Boom, Banyuwangi tepatnya di Pantai Pulau Santan, Minggu (21/7/2024).

BSTF merupakan organisasi non-profit dan non-pemerintahan yang memiliki misi penyelamatan dan pelestarian penyu di luar kawasan non-konservasi yang bekerja sama dengan Perum Perhutani dalam kegiatan pelepasan tukik di Pantai Pulau Santan. Kegiatan diawali dengan sosialisasi mengenai metode penetasan telur non-pasir dari box intan sebagai media inkubasi buatan guna mempercepat proses penetasan dan penentuan jenis kelamin penyu yang dapat disesuaikan dengan suhu yang diinginkan.

“Kami kelompok KKN BBK 4 UNAIR bersama dengan Perum Perhutani dan BSTF melakukan pelepasan tukik di Pantai Boom hasil konservasi. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan kami mampu menyebarkan pengetahuan mengenai pentingnya konservasi tukik dan berperan dalam kegiatan konservasi. Kegiatan ini merupakan kesempatan berharga bagi kami untuk berpartisipasi secara langsung dan mendapat informasi secara lengkap mengenai kegiatan konservasi tukik,” ujar Hilman Fauzan selaku ketua kelompok KKN BBK 4 UNAIR Blambangan.

BSTF juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat Banyuwangi sejak 2014 mengenai tidak melakukan perdangangan dan konsumsi telur penyu. Sehingga masyarakat ikut berkontribusi menyerahkan telur penyu yang mereka temukan pada area pantai lalu diserahkan ke sekretaris BSTF.

Melalui kegiatan itu, mahasiswa UNAIR mendapatkan kesempatan secara langsung bersama Perum Perhutani untuk melakukan pelepasan tukik berjenis “lekang”. Kegiatan pelepasan diawali dengan edukasi mengenai metode konservasi yang dilakukan BSTF serta penunjukkan Ruang Intan sebagai inkubasi buatan non-pasir. Tidak hanya itu saja, para mahasiswa juga diberikan informasi mengenai bagaimana BSTF berdiri pada awalnya serta tujuan dibentuknya organisasi konservasi.

“Kami mensosialisasikan kepada masyarakat untuk ikut berperan dalam kegiatan konservasi dengan menyerahkan telur penyu yang mereka temukan di area pantai. Penyu sendiri pada dasarnya memiliki ingatan yang jelas terkait lokasi dimana mereka dilepasliarkan. Sehingga harapannya 25 tahun kedepan akan kembali ke pantai pulau santan untuk bertelur di area dekat konservasi BSTF,” ujar Gerda selaku anggota BSTF.

Gerda berharap, dengan keterlibatan mahasiswa UNAIR, BSTF dapat mampu menyebarkan informasi mengenai kegiatan konservasi penyu kepada khalayak luas. Sehingga mampu meningkatkan kesadaran banyak orang mengenai pentingnya tidak melakukan perdagangan telur penyu maupun mengkonsumsinya.

“Tentunya kami berharap bahwa kegiatan konservasi penyu oleh BSTF akan terus berjalan dan berkelanjutan demi melindungi habitat penyu pada kawasan Banyuwangi,” ucap Gerda.

Penulis: Tim KKN BBK 4 Desa Blambangan

Editor: Yulia Rohmawati