Universitas Airlangga Official Website

Sekolah Lansia, Strategi Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia?

Ilustrasi by kilkdokter
Ilustrasi lansia (foto: kilkdokter)

Sebagian besar warga lanjut usia menghadapi masalah kesehatan dan kesulitan meskipun mereka secara ekonomi produktif dan mandiri. Penelitian ini mengembangkan sebuah prototipe untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dalam Elderly Golden Age School (EGAS) atau sekolah lansia untuk populasi lansia. Kegiatan EGAS juga merupakan salah satu kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai tujuh dimensi lansia yang kuat (spiritual, kesehatan fisik, kesehatan emosional, kemampuan intelektual, kegiatan sosial, kegiatan vokasional, dan lingkungan tempat tinggal). Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi, yang diberikan kepada 60 responden lansia. Data kualitatif juga diperoleh dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (FGD) dan wawancara. Analisis chi-square digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, sementara metode deskriptif sederhana diterapkan untuk data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara ketujuh dimensi dan penerimaan EGAS, kecuali dimensi lingkungan. Hal ini disebabkan oleh sistem pendukung yang ada, termasuk manajemen program di daerah, kecamatan, dan desa. Pendidikan lansia, layanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat harus dipromosikan. Pemerintah daerah harus mengobjektifikasi program dan kegiatan EGAS.

Penelitian ini mengidentifikasi dan merancang EGAS untuk membantu para lansia yang kuat. Hasil dari EGAS untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan lansia akan diketahui pada akhir penelitian, yang dijadwalkan pada tahun ketiga. Prototipe EGAS dirancang dengan mengimplementasikan tujuh dimensi yang telah dijelaskan sebelumnya (yaitu, spiritual, kesehatan fisik, kesehatan emosional, kemampuan intelektual, kegiatan sosial, kegiatan vokasional, dan lingkungan tempat tinggal) dan menganalisis pengaruh masing-masing dimensi tersebut, bersama dengan berbagai sistem pendukung, terhadap keputusan lansia untuk bergabung dengan sekolah. Penelitian jangka panjang ini mengharapkan hasil yang akan meningkatkan kesehatan, aktivitas, produktivitas, dan kemandirian lansia. Kesehatan dan kesejahteraan mereka akan ditingkatkan dengan pengetahuan dan kegiatan yang disediakan oleh EGAS.

Rekomendasi dapat diberikan pada saat ini. Studi ini menyarankan agar pemerintah daerah harus memberikan dukungan terhadap program dan kegiatan EGAS. Bappeda Kabupaten Malang harus mendukung program dan anggaran perencanaan, dengan mengklasifikasikannya sebagai Rencana Strategis Daerah. Sektor dan pemangku kepentingan yang telah terlibat dalam pengembangan program untuk lansia – termasuk Komisi Kabupaten Lansia dan berbagai organisasi yang menangani masalah agama, pemberdayaan perempuan, pertanian, lingkungan hidup, dan ekonomi, pendidikan, dan sosial – harus bekerja untuk mendukung EGAS. Untuk memuluskan jalan bagi pengembangan program tambahan bagi sekolah, diperlukan regulasi dan dukungan finansial. Kiri politik, yang secara historis telah menjadi mekanisme di balik proyek-proyek desa, perlu melanjutkan peran pentingnya dan mendukung sekolah lansia.

Penulis: Muthmainnah, S.KM., M.Kes.

Link Artikel : https://www.nature.com/articles/s41599-024-03571-8#Sec3