Remaja merupakan penduduk yang berada dalam rentang usia 10-19 tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), rentang usia remaja yaitu 10-24 tahun dan belum memiliki status menikah. Remaja merupakan individu yang perlu mendapatkan perhatian. Individu dengan usia remaja memiliki rasa keingintahuan yang cukup besar dan ingin mencoba sesuatu yang baru, termasuk ketika remaja sudah mulai mengenal seksual maupun kesehatan reproduksi. Remaja rentan untuk berperilaku yang berisiko seperti merokok, minum minuman yang keras, penyalahgunaan obat-obatan, kekerasan, kecelakaan, hingga berhubungan seksual yang tidak aman. Perilaku seksual dapat menjadi penyebab remaja mengalami kehamilan saat usia dini. Pola pacaran yang tidak sehat dapat menyebabkan permasalahan kesehatan reproduksi, seperti penyakit menular seksual (PMS) dan dapat menjadi HIV-AIDS.
Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya permasalahan kesehatan reproduksi remaja  (KRR) seperti remaja yang kurang terpapar informasi mengenai kesehatan reproduksi, peralihan perilaku seksual  remaja, serta perundang-undangan yang kurang mendukung. Berdasarkan SDKI KRR, terdapat remaja Indonesia yang telah memulai berpacaran saat berusia 15 tahun. Pacaran dapat menjadi permulaan remaja untuk berperilaku seksual.
Kehamilan di usia remaja dapat berisiko pada ibu dan bayi. Pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun memiliki kondisi rahim dan panggul yang belum berkembang secara optimal. Kondisi tersebut dapat berdampak pada persalinan, nifas, serta bayi yang dilahirkan. Kehamilan di usia remaja dapat menyebabkan terjadinya keguguran, pendarahan, anemia yang dapat berdampak pada proses persalinan ibu. Sedangkan pada bayi, dapat berisiko terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), cacat lahir, serta meningkatkan angka kematian bayi. Oleh karena itu diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap, dan peran orang tua dalam mencegah terjadinya kehamilan pada remaja di SMA PGRI 1 Sidoarjo.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan metode random sampling. Sampel berjumlah 65 siswa yang terdiri dari siswa kelas X dan XI. Hasil penelitian menujukkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik, sikap yang mendukung terhadap perilaku pencegahan kehamilan di usia remaja, serta terdapat peran orang tua dalam berperilaku pencegahan kehamilandi usia remaja. Studi ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan atau korelasi antara pengetahuan, sikap, dan peran orang tua terhadap perilaku pencegahan kehamilan remaja. Namun, berdasarkan perolehan data pada variabel sikap, menunjukkan bahwa perlu adanya peran orang tua yang lebih, untuk memberikaninformasi mengenai perilaku pencegahan kehamilan pada remaja sebab terdapat siswa yang bersikap tidak mendukung adanya pencegahan kehamilan pada remaja. Kewaspadaan diri pada remaja perlu untuk ditingkatkan kembali agar mencegah terjadinya kehamilan pada remaja.
Penulis: Muthmainnah, S.KM., M.Kes.
Link: https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/3214
Baca juga: Hubungan Efikasi Diri dengan Perilaku Pencegahan Merokok Pada Remaja SMA