Universitas Airlangga Official Website

Adiponectin Index sebagai Marker Sindrom Metabolik dan Resistensi Insulin

ilustrasi Sindrom Metabolik (sumber: siloam)

Obesitas adalah kondisi adanya timbunan lemak dalam tubuh akibat asupan energi lebih besar daripada pengeluarannya, dan menjadi salah satu masalah global, karena prevalensinya yang terus meningkat. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik, seperti diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskuler. Akumulasi lemak yang terjadi pada obesitas menyebabkan inflamasi kronis karena adanya hipertrofi adiposit, sehingga kadar adipokin yang bersifat pro-inflamasi meningkat (IL-6, TNF-α, CRP), sementara adipokin yang bersifat anti-inflamasi dan anti-atherogenik mengalami penurunan, yaitu adiponektin. Adiponektin merupakan adipokin yang secara eksklusif diekskresikan oleh jaringan adiposa, dan kadarnya menurun pada kondisi obesitas, sehingga diduga menjadi penyebab terjadinya sindrom metabolik (MetS), bahkan menyebabkan awal terjadinya resistensi insulin (IR). Fakta menunjukkan ekspresi gen adiponektin dan kadar yang bersirkulasi di dalam darah berhubungan dengan adiposit. Peran adiponektin sendiri tidak hanya terlibat dalam menjaga homeostasis energi, namun juga terlibat dalam metabolisme lemak dan karbohidrat, juga memiliki peran penting sebagai anti-inflamasi dan anti-atherogenik di otot rangka, kardiomiosit, osteoblas, limfosit, dan sebagainya.

Adiponectin index (AI) merupakan hasil pembagian kadar adiponektin dengan glukosa darah puasa dikali insulin puasa, dan sudah digunakan dalam menentukan sensitivitas insulin dan MetS pada penderita Polycystic Ovar Syndrome (PCOS), dengan sensitivitas dan spesifitas yang tinggi. Menyikapi fakta tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menentukan kegunaan AI dalam menentukan kondisi IR dan MetS pada remaja obesitas, yang berpotensi mengalami kedua hal tersebut di Surabaya dan Sidoarjo, melalui penelitian cross-sectional. Penentuan IR berdasarkan nilai cut-off HOMA IR > 5.22 untuk laki-laki, dan > 3.82 untuk perempuan. Sementara MetS ditentukan berdasarkan kriteria International Diabetes Federation (IDF), yaitu jika obesitas sentral diikuti oleh minimal 2 tanda lainnya (hipertensi, hipertrigliseridemia, hiperglikemia, HDL-c rendah).

Adiponektin sebagai indikator MetS pada anak sudah dibuktikan berhubungan dengan berat badan dan lingkar pinggang. Penelitian menggunakan regresi juga membuktikan adanya korelasi AI dengan BMI dan terkorelasi secara kuat dengan HOMA IR, sensitivitas insulin dan adiposit. Hal tersebut membuktikan bahwa adiponektin secara kuat terhubung dengan massa adiposit dan adiposit visceral. Penelitian ini membuktikan adanya korelasi antara AI dengan beberapa komponen metabolik, seperti HDL-c, trigliserida dan tekanan darah, yang juga sejalan dengan penelitian lain dengan adiponektin sebagai pembandingnya.

Nilai AI secara bermakna lebih besar pada subjek dengan IR ataupun MetS. Dengan menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC), ditentukan nilai cut-off AI pada remaja obesitas untuk mendeteksi IR, yakni <0.17, dengan nilai sensitivitas 81.3% dan spesifisitas 88.5% dan AUC 0.890 (95% CI [0.847-0.932]). Sementara untuk menentukan sindrom metabolik (MetS), nilai cut-off AI adalah <0.10, dengan AUC yang lebih kecil, yakni 0.606. sensitivitas AI 70.6%, dan spesifisitasnya 50%. Bagaimanapun, penelitian ini memiliki data pendukung yang sangat terbatas. Penggunaan AI hanya dilakukan pada penderita PCOS yang merupakan populasi dewasa perempuan. Alat diagnostik yang mirip dengan AI, disebut sebagai high-molecular weight adiponectin/HOMA-IR ratio diketahui digunakan untuk menentukan MetS dan berhubungan negatif dengan lingkar pinggang, tekanan darah dan trigliserida, namun berkorelasi positif dengan HDL-c yang juga sama dengan hasil penelitian ini. Dibandingkan dengan prediksi MetS pada wanita penderita PCOS, AI memiliki nilai AUC yang lebih rendah, dan penelitian lain menggunakan adiponectin/ HOMA-IR ratio juga menunjukkan nilai AUC yang lebih baik. Namun dalam prediksi kejadian IR, AI menunjukkan performa yang lebih baik

Penulis: Nur Aisiyah Widjaja

Link: Adiponectin index to assess metabolic syndrome and insulin resistance in obese adolescents

Baca Juga: Peran Mikrovesikel dalam Hemostasis COVID-19Â