Universitas Airlangga Official Website

Alasan Gen Z Membeli Makanan Halal Melalui Aplikasi ShopeeFood

Ilustrasi oleh Kompas.com

Pada tahun 2020, sektor makanan halal Indonesia menduduki peringkat keempat dalam Global Islamic Financial Report (GIFR) setelah pada tahun sebelumnya tidak masuk 10 besar. Kemudian pada Maret 2022, sektor makanan halal Indonesia berhasil menduduki peringkat kedua dunia (BPJPH, 2022). Data menunjukkan sektor makanan halal Indonesia terus berkembang setiap tahunnya. Sektor makanan halal harus mendapat perhatian khusus, dikarenakan Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan makanan yang dikonsumsi tidak diperkenankan mengandung unsur-unsur yang diharamkan.

Sementara itu di era digital saat ini, industri makanan yang dijual dalam platform online makin bertambah, sejalan dengan perkembangan internet di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya. Dalam laporan Digital 2021 disebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 73,7% (Kemp, 2021), dan banyak masyarakat yang membeli makanan melalui pesan-antar makanan online. Di Indonesia, nilai pasar layanan pesan-antar makanan online diperkirakan mencapai US$16 miliar, setara dengan Rp 225,6 triliun pada tahun 2025 (Thomson Reuters, 2020). Potensi meledaknya layanan pesan-antar makanan online di Indonesia tentunya harus diiringi dengan memberikan informasi seakurat mungkin kepada konsumen mengenai kehalalan suatu produk.

Adanya digitalisasi di sektor makanan, dan pesatnya penduduk muslim di Indonesia, menjadikan makanan halal berpotensi untuk terus berkembangkan. LPPOM MUI juga sudah mengatur penggunaan label halal pada produk makanan, baik UMKM maupun makanan yang berkelas restorant (LPPOM MUI, 2021). Oleh karena itu, pelaku usaha harus memberikan kepastian apakah produk yang dijualnya halal atau haram dengan mencantumkan label halal, begitu juga pada penyedia jasa antar makanan yang saat ini sedang berkembang yaitu Shopeefood.

Keterbatasan informasi mengenai halal atau haram suatu produk khususnya layanan pesan-antar makanan online dapat mengubah pandangan masyarakat muslim yang pada akhirnya mempengaruhi niat pembelian. Namun sayangnya konsumen pengguna aplikasi ShopeeFood tidak terlalu ramai. Gen Z masih terbiasa dengan jasa antar makanan dengan merk yang lebih dahulu ada. Terlebih lagi Gen Z juga berpendapat bahwa Indonesia merupakan negara muslim yang kemungkinan besar semua yang dijual sudah pasti halal, kecuali yang mengandung babi dan alcohol, bisa dikatakan mereka mencari informasi tersebut secara mandiri, dan mereka membeli menggunakan Shopee ketika tertarik dengan promosi yang mereka buat.

Namun berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan aplikasi, serta manfaat dari adanya Shopeefood membuat Gen Z tertarik untuk menggunakannya. Sedangkan dari internal individu sikap, norma subjektif, persepsi yang diwujudkan dalam perilaku, religiusitas, dan niat membeli makanan halal melalui ShopeeFood pada generasi Muslim Z memiliki dampak tinggi terhadap pemilihan makanan halal pada Shopeefood . Namun, norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan adalah satu-satunya yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat membeli. Oleh karena itu, mengingat bahwa pengguna ShopeeFood tidak sebanyak aplikasi lainnya, maka ini merupakan kesempatan strategi promosi dengan menambahkan fitur untuk mencari restoran atau makanan yang telah bersertifikat halal dengan tujuan memudahkan konsumen dan semakin banyak umat Islam yang tertarik untuk membeli makanan halal melalui ShopeeFood, karena Gen Z muslim masih memperhatikan halal dan haram.

Kemudian, indikator yang paling kuat dari variabel tingkat niat beli adalah keyakinan bahwa ShopeeFood akan menjadi layanan pesan-antar makanan online yang terkenal dengan makanan halalnya. Oleh karena itu, ShopeeFood dapat memanfaatkan kondisi ini dengan memperkenalkan diri sebagai layanan pesan-antar makanan online yang sadar akan pentingnya makanan halal dengan terus memberikan pelayanan terbaik, dimulai dari memperhatikan metode pembayaran dengan kontrak yang sah dan tampilan yang ramah pengguna. Selain dari konsumen Muslim Generasi Z membeli makanan halal sebagai sebuah kebiasaan, namun ada hal penting lainnya yang perlu diperharikan, misalkan memperhatikan data pembeli seperti, memperhatikan gender pembeli, kebiasaan produk yang dibeli, agar lebih bisa menekankan pasar dan produk yang tepat untuk Gen Z.

Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, dimana masyarakatnya menganggap semua makanan halal, walaupun tanpa logo halal, sehingga sebagaian masyarakat menganggap logo halal tidak penting. Oleh karena itu untuk memberikan yang terbaik pada customer maka pemberian category makan halal/non halal sangat diperlukan. Saran dalam penelitian ini ShopeeFood dapat berkolaborasi dengan lebih banyak merchant yang bersertifikat halal, pemberian logo halal maupun non halal pada setiap penjual makanan dan maupun promosi makanan. Dengan optimalisasi tersebut maka akan timbul kepercayaan konsumen, khususnya konsumen muslim, dan berujung pada pembelian kembali sehingga berdampak pada pendapatan shopeefood dan penjual. Di level pengambil kebijakan, mereka lebih berkompeten dalam memberikan label halal pada produk pangan impor dan lokal serta berkomunikasi secara masif dengan masyarakat. Sehingga, konsumen bisa memutuskan untuk membeli makanan halal dengan mudah.

Penulis: Sylva Alif Rusmita, S.E., CIFP.

Untuk lebih lengkapnya, dapat dilihat disini

https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/JIABR-04-2023-0120/full/html