Universitas Airlangga Official Website

Aplikasi Limbah Kulit Kerang sebagai Adsorben Logam Berat Kadmium, Tembaga, dan Timbal

Foto oleh Flickr

Pencemaran air oleh logam berat telah meningkat secara signifikan selama dekade ini. Logam berat di dalam air lingkungan sebagian besar berasal kegiatan antropogenik seperti peleburan, pertambangan, dan manufaktur elektronik. Toksisitas logam berat merupakan risiko besar bagi lingkungan dan manusia kesehatan. Saat ini, sekitar 80% dari global air limbah tidak diolah. Sekali air terkontaminasi, sulit, mahal, dan seringkali tidak mungkin untuk menghilangkan polutan. Sifat dan jumlah polutan di air menentukan kesesuaian air untuk kegunaan manusia seperti minum, mandi, dan pertanian (PBB Program Lingkungan (UNEP), 2021). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), melaporkan bahwa 1 dari 3 orang hidup tanpa minuman yang aman air, dan sekitar 5,7 miliar orang di tahun 2050 bisa tinggal di daerah di mana air langka untuk setidaknya satu bulan setahun. Oleh karena itu, penghapusan polutan logam berat dari yang terkontaminasi air dan air limbah telah diterima meningkatkan perhatian di kalangan ilmiah masyarakat. Indonesia sebagai negara maritim dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, memiliki potensi kerang yang melimpah.

Kulit kerang (Anadara granosa) memiliki rasa yang enak, mudah ditemukan di pasaran, memiliki harga yang tinggi dan kandungan gizi yang lengkap, dan merupakan harga  terjangkau. Daging kerang mengandung: protein kasar (15,95%), karbohidrat (1,33 %), lemak kasar (1,6 %), air (78,69 %) dan abu (2.44%). Secara finansial, industri peternakan kerang telah sangat mendongkrak Indonesia ekonomi. Namun, pembuangan limbah cangkang kerang telah menyebabkan lingkungan permasalahan yaitu blok akses jalan, mengurangi estetika suatu area, dan menyebabkan bau tidak sedap. Oleh karena itu, daur ulang limbah cangkang kerang telah menjadi isu keprihatinan. Sampai saat ini, sebagian dari kerang limbah cangkang telah didaur ulang untuk digunakan sebagai souvenir, pupuk, dan pakan ternak. Oleh karena itu, pendekatan alternatif adalah diperlukan untuk daur ulang cangkang kerang limbah. Beberapa penelitian telah dilakukan di Indonesia untuk mengevaluasi cara-cara yang mungkin menggunakan kembali bahan limbah cangkang kerang untuk penghapusan logam berat dari terkontaminasi air. Peneliti lain menggunakan limbah cangkang kerang (Anadara antiquata) untuk menghilangkan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) dari larutan berair. Beberapa peneliti melaporkan menggunakan kerang biru (Corbula Faba) limbah cangkang untuk menghilangkan krom (Cr) dari limbah cair batik. Peneliti lain menggunakan tiram cangkang kaca jendela (Placuna plasenta) untuk menghilangkan timbal (Pb) dari limbah cair elektroplating.

Hasil penelitian diperoleh bahwa tempat limbah cangkang kulit kerang (A. granosa) digunakan sebagai adsorben untuk kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan timbal (Pb). Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), dan Timbal (Pb) cenderung menunjukkan isoterm Freundlich pola. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk mengubah persiapan cangkang kerang (A. granosa) limbah sebagai adsorben untuk meningkatkan efektivitas. Kemudian, penelitian lebih lanjut adalah dibutuhkan melalui tes in vivo pada perikanan produk untuk mengkonfirmasi kualitas adsorben agar memenuhi syarat food grade standar.

 

Penulis: Mirni Lamid

Fakultas Kedokteran Hewan-Unair

Link: https://e-journal.unair.ac.id/JAFH/article/view/26916