Universitas Airlangga Official Website

Berkolaborasi atau Bersaing? Strategi Bisnis dalam Menghadapi Investasi Asing

Investasi perusahaan multinasional (MNC) di pasar asing membawa dampak positif pada perusahaan domestik melalui penyebaran teknologi, manajemen, dan pengetahuan. Faktor-faktor seperti saluran demonstrasi, mobilitas tenaga kerja, dan peningkatan persaingan memfasilitasi pengaruh positif ini. Penelitian dan pengembangan (R&D) memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan melalui pengembangan1 produk baru dan inovasi, dengan dampak yang signifikan di sektor industri, baik dalam maupun lintas industri.

Berdasarkan teori absorpsi Cohen dan Levinthal (1990) serta konsep modal manusia dalam aktivitas R&D oleh Engelbrecht (1997), penelitian ini menyoroti dua argumen terkait efek penyebaran R&D. Pertama, efek penyebaran melalui saluran demonstrasi pengetahuan antar perusahaan yang menggunakan teknologi serupa, memberikan kontribusi positif terhadap sumber daya industri atau domain teknologi. Kedua, efek penyebaran terjadi ketika pengetahuan atau inovasi tertentu unik dan sulit ditransfer, dapat memicu persaingan yang berdampak negatif pada perusahaan lain.

Peran inovasi dan R&D dalam ekonomi Indonesia telah dibahas secara luas dari perspektif makro dan mikroekonomi. Indeks Daya Saing Global (GCI), yang mengukur inovasi melalui jumlah paten dan penemuan R&D internasional dalam bisnis, menempatkan Indonesia di peringkat 50 dari 141 pada tahun 2019. Pencapaian ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara, seperti Vietnam dan Filipina.

Pada tahun 2020, Indonesia melampaui India dalam mendorong dan memperluas investasi riset, inovasi, dan penemuan yang dapat menciptakan pasar baru. Ini menunjukkan peningkatan kemampuan inovasi Indonesia dari waktu ke waktu. Namun, Meskipun peningkatan jumlah paten di Indonesia sebesar 131% dari tahun 2010 hingga 2020, jumlahnya masih kecil, hanya dua hingga lima paten per juta penduduk.

Dibandingkan dengan Pertumbuhan Korea Selatan sebesar 29% dari tahun 2010-2020 mencapai 3481 paten per juta penduduk, menunjukkan rendahnya pengembangan aktivitas R&D di Indonesia meskipun ada upaya pemerintah untuk mendorong inovasi. Hal ini menyoroti pentingnya keterlibatan perusahaan multinasional (MNC) dalam mendukung kegiatan R&D di Indonesia melalui kerjasama perdagangan internasional.

Dengan menggunakan data tingkat perusahaan dari Statistik Industri (SI) tahun 2017-2019, mencakup perusahaan manufaktur skala besar dan menengah (sekitar 74% dari total populasi). Kami menggunakan dataset panel yang tidak seimbang karena ketidaktersediaan data SI 2016. Sistem identifikasi perusahaan berubah antara 2015 dan 2017, sehingga tidak dapat menggabungkan data pada tahun tersebut.

Data tahun 2019 merupakan dataset terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS). Hasilnya mengindikasikan efek persaingan antara perusahaan asing dan domestik yang beroperasi dalam subsektor yang sama dan menggunakan teknologi serupa. Persaingan untuk meningkatkan produktivitas dapat menghambat kemampuan perusahaan lokal untuk mendapatkan manfaat dari akumulasi pengetahuan, akhirnya merusak produktivitas. Efek negatif ini konsisten di seluruh ukuran perusahaan, dengan perusahaan yang lebih besar menunjukkan efek persaingan yang lebih kuat.

Akses terhadap input asing dapat menjadi jalur untuk meningkatkan produktivitas. Pendekatan berorientasi ekspor di kalangan perusahaan manufaktur menengah dapat berkontribusi pada pertumbuhan produktivitas perusahaan. Perusahaan yang mampu menarik bakat yang sangat berkualifikasi mengalami pertumbuhan produktivitas yang lebih besar daripada rata-rata. Perusahaan dapat memperluas ukuran dengan Total Factor Productivity (TFP), menegaskan pentingnya meningkatkan ukuran perusahaan dalam sektor manufaktur Indonesia yang saat ini didominasi oleh usaha mikro dan kecil.

Implikasinya, kegiatan R&D harus meningkat. Dengan meningkatkan pelatihan dan pengembangan keterampilan karyawan, perusahaan lokal dapat bersaing lebih baik dengan pesaing asing mereka dan mengurangi efek merugikan persaingan. Kebijakan, seperti insentif pajak, juga harus diterapkan untuk mendorong upaya R&D di kalangan perusahaan lokal.

Kebijakan harus diterapkan untuk mempromosikan kolaborasi dan berbagi pengetahuan antara perusahaan asing dan domestik dalam subsektor yang sama. Mendorong inisiatif R&D bersama dan pertukaran informasi dapat membantu mengurangi efek persaingan negatif dan memfasilitasi penyebaran pengetahuan dan teknologi yang positif.

Penting untuk mempertimbangkan tingkat kemampuan yang sesuai saat mengalokasikan sumber daya untuk pengeluaran R&D berbasis pembelajaran untuk memastikan bahwa investasi digunakan secara efektif dan efisien untuk peningkatan produktivitas. Hal ini dapat dicapai melalui inisiatif untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan tenaga kerja. Program pelatihan pendidikan dan vokasional, skema peningkatan keterampilan, dan insentif untuk memberikan gaji dan manfaat yang kompetitif dapat membantu perusahaan menarik dan mempertahankan bakat yang sangat berkualifikasi.

Penulis: Dr. Miguel Angel Esquivias Padilla, M.SE.

Jurnal: Friend or Foe? Revealing R&D spillovers from FDI in Indonesia