Universitas Airlangga Official Website

Budidaya Cacing Sutra dengan Silase Ikan dan Fermentase Ampas Tebu

Cacing Sutera (sumber Mongabay)

Pakan alami yang dapat diberikan pada larva antara lain fitoplankton, zooplankton, dan bentos. Salah satu pakan alami yang dapat diberikan pada ikan dan udang air tawar adalah cacing sutra (Tubifex tubifex). Pemberian pada tahap larva dapat mendukung pertumbuhan dan memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulutnya.

Cacing sutra (Tubifex tubifex) merupakan salah satu jenis pakan alami yang banyak digunakan sebagai pakan larva ikan. Baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Kandungan cacing sutra adalah 57% protein, 13,3% lemak, 2,04% serat kasar, 3,6% kadar abu dan 87,7% air

Cacing sutra hidup di dasar perairan dengan air yang tenang, hidup secara berkelompok, mudah berkembang biak dan pertumbuhannya cepat. Ketersediaan cacing sutra saat ini masih kurang. Banyaknya permintaan cacing sutra belum diimbangi dengan ketersediaan dari pembudidaya yang hanya mampu memenuhi 35-37% dari permintaan pasar.

Namun, cacing sutra tidak tersedia sepanjang tahun. Terutama pada saat musim hujan karena cacing sutra akan terbawa arus akibat curah hujan yang tinggi. Pemanfaatan limbah merupakan solusi untuk meningkatkan nutrisi seperti protein, karbohidrat, nitrogen, karbon dan mengatasi pencemaran lingkungan.

Limbah yang dapat digunakan untuk meningkatkan nutrisi cacing sutra antara lain ampas tahu, kotoran ayam dan bekatul. Pada penelitian ini, limbah yang akan digunakan untuk meningkatkan nutrisi cacing sutra adalah jeroan ikan lele dan ampas tebu. Penggunaan jeroan ikan lele dan ampas tebu disebabkan karena kedua bahan ini memiliki nilai ekonomis yang rendah, mengandung C dan N yang dibutuhkan oleh cacing sutra dan mengurangi pencemaran lingkungan.

Namun, dalam pemanfaatannya perlu diolah untuk meningkatkan nilai kecernaan sehingga cacing sutra dapat memanfaatkannya dengan baik. Silase jeroan ikan lele merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Silase jeroan ikan lele dapat meningkatkan kandungan protein sebagai penyusun utama N organik sebesar 54,17%. Fermentasi ampas tebu memiliki kandungan C organik sebesar 30.79%. Silase jeroan ikan lele dan ampas tebu yang difermentasi dikombinasikan untuk mengetahui kandungan karbohidrat dan protein untuk mendukung pertumbuhan cacing sutra.

Penulis: Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP.

Tulisan lengkap pada link: https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/1273/1/012048/pdf 

Sitasi: Ismawati, H., Sulmartiwi, L., & Dewi, N. N. (2023, December). The effectiveness of additional silage of fish ofal and bagasse fermentation on biomass and population of silk worm (Tubifex tubifex). In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 1273, No. 1, p. 012048). IOP Publishing.