Wanita pada masa menopause kerapkali mengalami gangguan kognitif, misalnya pernurunan konsentrasi, mudah lupa, dan kesulitan dalam melakukan proses perencanaan saat melakukan kegiatan sehari-hari. Penurunan fungsi kognitif ini dapat berlangsung secara progresif setelah masa transisi menopause. Sehingga dapat menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Hal ini diduga merupakan salah satu akibat dari adanya penurunan yang signifikan dari produksi hormon yang dihasilkan oleh ovarium saat menopause, terutama hormon estrogen. Hormon ini memiliki efek proteksi terhadap sistem saraf melalui mekanisme yang kompleks. Seiring dengan peningkatan jumlah lansia di Indonesia, maka dapat terjadi peningkatan prevalensi gangguan kognitif. Oleh karena itu diperlukan intervensi untuk mencegah penurunan yang lebih lanjut dari fungsi kognitif tersebut.
Meningkatkan Fungsi Kognitif
Olahraga merupakan salah satu metode intervensi untuk meningkatkan maupun mencegah penurunan fungsi kognitif pada wanita menopause. Namun demikian, jenis olahraga intervensi yang sering dilakukan adalah olahraga aerobic dan/ atau olahraga resisten (baca: penguatan otot). Olahraga dapat meningkatkan fungsi kognitif melalui beberapa mekanisme. Diantaranya: meningkatkan aliran darah ke otak, menurunkan inflamasi, meningkatkan fator pertumbuhan pada otak seperti Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan teknologi pencitraan menunjukkan bahwa setiap aspek kognitif diaktifkan oleh aktivasi saraf pada area yang berbeda di otak. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai jenis olahraga, juga mengaktifkan area yang berbeda di otak. Sehingga untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi kogntif pada wanita menopause diperlukan variasi dari beberapa jenis olahraga.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek olahraga multikomponen yang memvariasikan 4 jenis olahraga dalam setiap sesi latihannya. Antara lain, olahraga jenis aerobi, olahraga resisten, keseimbangan dan fleksibilitas. Intervensi olahraga dilakukan selama 2 minggu, dengan total latihan sebanyak 10 sesi yang terlaksana setiap hari pada hari kerja. Partisipan pada penelitian ini adalah wanita menopause (12 bulan sejak menstruasi terakhir) dengan rentang usia 50-80 tahun dan memiliki pendidikan minimal sekolah menengah pertama (SMP). Tes kognitif dilakukan dengan menggunakan Stroop test dan Mini Mental State Examination. Stroop test merupakan test untuk pemeriksaan fungsi eksekutif yang melibatkan pemrosesan informasi dan fungsi kognitif yang berasosiasi dengan area lobus frontal (baca: area otak depan). Sedangkan MMSE merupakan tes untuk pemeriksaan fungsi kognitif secara global.Â
Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa olahraga multikomponen dapat meningkatkan performa (waktu pengerjaan tes) pada bagian terterntu pada Stroop test, yaitu pada bagian tes inhibisi. Tes ini merupakan salah satu tes yang kompleks pada Stroop test. Sedangkan pada bagian Stroop tes yang lebih sederhana. Misanya menyebutkan nama kotak atau membaca tulisan berwarna tidak terdapat perubahan yang bermakna. Selain itu, olahraga jenis ini juga menurunkan kesalahan dalam penyebutan warna pada semua bagian Stroop Tes. Pada fungsi kognitif secara global, intervensi olahraga juga dapat meningkatkan performa tes MMSE dengan skor yang lebih baik pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol
Namun demikian, terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini. Penempatan partisipan ke dalam kelompok secara urut, sehingga dapat menyebabkan heterogenitas karakteristik dasar partisipan. Namun hal ini berlaku agar intevensi olahraga dapat terlaksana dalam grup pada lokasi yang dekat dengan tempat tinggal partisipan. Sehingga dapat meningkatkan kepatuhan partisipan untuk berolahraga. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan pada kelompok wanita menopause. Oleh karena itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk implementasi secara lebih luas untuk lansia laki-laki.
Sebagai kesimpulan, hasil penelitian ini menunjukkkan bahwa olahraga multikomponen yang terdiri dari komponen aerobik, resisten, keseimbangan dan fleksibilitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif global dan sebagian fungsi eksekutif. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan berbagai jenis olahraga untuk wanita menupause. Olahraga jenis ini tidak hanya meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, keseimbangan dan fleksibilitas, namun juga dapat meningkatkan fungsi kognitif.
Penulis: dr. Raden Argarini, Mkes.,PhD
Link: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0307812
Baca juga: Kepekaan Neisseria Gonorrhoeae Terhadap Rejimen Terapi Antibiotik Ganda