Universitas Airlangga Official Website

Cegah Stunting, Perhatikan Sumber Air Minum

Stunting pada anak balita menjadi perhatian utama dalam konteks masalah gizi. Stunting yang terjadi pada masa kanak-kanak adalah masalah gizi di seluruh dunia, dimana cenderung lebih umum terjadi apabila dibandingkan dengan masalah wasting dan obesitas pada anak.

Kejadian stunting mengacu pada gangguan pertumbuhan ketika anak yang berusia di bawah lima tahun sebagai akibat dari defisiensi nutrisi yang berlangsung secara berkelanjutan, terutama selama fase pertumbuhan kritis saat masih berupa janin di dalam kandungan sampai usia 48 bulan. Fase ini sering disebut sebagai 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Adanya korelasi yang signifikan antara sumber air minum rumah tangga dengan terjadinya stunting pada bayi usia 12-23 bulan. Sumber air yang digunakan untuk minum memiliki peran penting untuk menjaga kesehatan dan menghindarkan dari penyakit, meskipun dampaknya bersifat tidak langsung.

Rumah tangga dengan akses ke sumber air minum yang dilindungi memiliki kemungkinan lebih kecil untuk memiliki anak dengan pertumbuhan terhambat dibandingkan dengan rumah tangga dengan akses ke sumber air minum yang tidak dilindungi. Selain aspek terlindung dan tidak terlindung, perilaku rumah tangga dalam mengelola air agar memenuhi syarat layak diminum dapat menjadi sebab mengapa hal ini dapat berhubungan. Sanitasi lingkungan juga memegang peran yang signifikan dalam mencegah kekurangan gizi, termasuk stunting, karena sumber air minum yang terkontaminasi dan tidak memenuhi syarat standar layak konsumsi dapat menjadi penyebab infeksi pada anak-anak.

Rumah tangga yang mengakses sumber air minum yang tercemar dan tidak aman dapat menimbulkan penyakit infeksi pada anak-anak. Konsumsi air minum dari sumber yang terkontaminasi dan tidak memenuhi standar yang diperlukan dapat meningkatkan kerentanan anak terhadap penyakit infeksius. Oleh karena itu, masalah kesehatan dan kematian pada anak-anak sering dikaitkan dengan pencemaran sumber air minum rumah tangga dan praktik sanitasi yang tidak memadai di dalam rumah tangga.

Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia yang terakreditasi Sinta 2. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman bagi masyarakat terkait pengetahuan dan perilaku rumah tangga dalam pengelolaan sumber air minum dalam pencegahan stunting.

Penulis: Eny Qurniyawati

Informasi lebih detail mengenai artikel ini dapat dilihat pada:

https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jkli/article/view/56406/24953

Pertiwi ANAM, Dwinata I, Qurniyawati E, Rismayanti R. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Kabupaten Bone Dan Enrekang. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia [Online]. 2024 Feb;23(1):101-110. https://doi.org/10.14710/jkli.23.1.101-110.