Universitas Airlangga Official Website

Dampak Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku terhadap Kualitas Dasar Semen pada Sapi Bali

Dampak Vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku terhadap Kualitas Dasar Semen pada Sapi Bali
Ilustrasi Pemberian Vaksin pada Sapi (sumber: Tribunnews)

Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan masalah besar dalam manajemen ternak, sehingga sangat memerlukan program vaksinasi yang efektif untuk melindungi sapi. Sapi Bali, sebagai salah satu ras penting di Indonesia, tidak terkecuali. Peneliti dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Universitas Airlangga melakukan studi baru di Surabaya yang bertujuan untuk menentukan apakah vaksinasi PMK mempengaruhi parameter kualitas dasar semen pada sapi jantan Bali.

Penelitian ini melibatkan 25 sapi jantan Bali di BBIB Singosari. Peneliti mengumpulkan sampel semen sebelum dan setelah sapi-sapi tersebut telah mendapat vaksinasi PMK. Studi ini menganalisis berbagai parameter kualitas semen, termasuk motilitas individu, persentase abnormalitas, konsentrasi spermatozoa, dan volume semen. Untuk membandingkan hasil dari kelompok sebelum dan sesudah vaksinasi, peneliti melakukan uji t berpasangan.

Analisis statistik menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada parameter kualitas semen sebelum dan sesudah vaksinasi:

Motilitas Individu: Kemampuan sperma untuk bergerak efektif sangat penting untuk fertilisasi. Studi ini menemukan tidak ada perubahan signifikan dalam motilitas sperma setelah vaksinasi (t(74) = -1,72, p = 0,95).

Persentase Abnormalitas: Morfologi sperma yang sehat penting untuk reproduksi yang sukses. Tidak ada peningkatan signifikan dalam abnormalitas sperma pasca-vaksinasi (t(74) = 2,06, p = 0,98).

Konsentrasi Spermatozoa: Konsentrasi sel sperma yang lebih tinggi biasanya menunjukkan kesuburan yang lebih baik. Studi ini menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam konsentrasi sperma setelah vaksinasi (t(74) = -4,35, p = 1,00).

Volume Semen: Volume semen yang dihasilkan merupakan indikator kesehatan reproduksi lainnya. Tidak ada perubahan signifikan dalam volume semen yang diamati setelah vaksinasi (t(74) = -0,11, p = 0,54).

Studi ini menyimpulkan bahwa program vaksinasi PMK pada sapi jantan Bali tidak berdampak negatif terhadap parameter kualitas dasar semen. Temuan ini penting bagi manajer ternak dan peternak, memastikan bahwa protokol vaksinasi dapat tanpa mengorbankan kualitas semen untuk produksi semen beku.

Hasil ini memberikan keyakinan kepada peternak sapi tentang keamanan dan efektivitas program vaksinasi PMK. Memastikan kualitas semen yang tinggi sangat penting untuk inseminasi buatan dan peningkatan berkelanjutan dari ras sapi. Dengan PMK yang merupakan ancaman yang terus berlanjut, mempertahankan program vaksinasi yang kuat sangat penting untuk kesehatan dan produktivitas ternak.

Penelitian lebih lanjut bisa mengeksplorasi efek jangka panjang dari vaksinasi PMK pada kesehatan reproduksi dan meneliti faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kualitas semen. Namun, studi ini memberikan dasar yang kuat untuk memahami dampak langsung dari vaksinasi PMK pada kualitas semen sapi Bali.

Penulis: Dr. Zulfi Nur Amrina Rosyada, S.Pt., M.Si.

Baca juga: Portofolio Optimal untuk Sustainabilitas Dana Haji